Hari ini benar-benar megerikan. Kenapa gue harus liat darah segitu banyaknya sendirian pula. Mana suasana sekolah masih sepi. Untung hari ini berjalan cepet dan gue bisa segera balik ke rumah.
Yah,, ga ada bedanya. Di rumah juga sepi. Cuma ada Bi Ijah sama Pak Narno, tapi se-nggaknya gue nggak ngrasa bahaya di rumah gue sendiri. Dan ga bakalan ada acara ketemu darah begitu.
Bokap sama Nyokap gatau deh pulang kapan. Atau mungkin udah lupa kalau ninggalin anaknya di sini? Udah sejak masuk SMP mereka ga pernah pulang lagi. Apa sebernanya emang orangtua gue Bi Ijah sama Pak Narno? Trus orangtua angkat gue kasian trus dikasih uang deh tiap bulan biar bisa makan bertiga. Mungkin kali ya?
"Dek Erlen, makannya sudah siap. Ayo makan dulu." Tuh kan yang ngingetin gue makan juga si bibi.
"Iya Bi..nanti saya turun..bibi sama pak Narno makan aja dulu.." gue lagi nggak mood makan. Lagi mager ke bawah. Masih enak rebahan.
"Ting tung" suara bel rumah
"Dek Erlen,, keluar ya..ada yang cari adek.."
"Iya bi bentar..." siapa sihh malem-malem ganggu!
"Siapa?" Tanya gue sambil menoleh keluar pintu utama. Disusul orang itu membalikkan badannya.
"Loh elo. Ngapain ke sini?" Tanya gue kaget.
"Hai,, ngga ganggukan?" Kata dia.
"Ganggu sih sebenernya. Yaudah masuk." Setelahnya, kami berdua duduk di ruang tengah.
"Ngapain sih malem malem ke sini?"
"Gue,, ya ga papa pengen aja gitu. Lagian di rumah ngga ngapa ngapain. Gabut. Ya, sekali sekali main ke rumah temen. Hehe" jawabnya sambil cengengesan
"Ooo.jadi gue masih dianggep temen nih? Gue kira udah musuhan."
"Ehh Len temen kali. Oh iya, loe ga papa kan?"
"Buset, ngapain loe nanyain kaya gitu kesamber apa? Ga ada angin ga ada ujan..tumbenn loe peduli nanyain kabar. Mau apa sih?"
"Ehh ditanyain baik-baik. Ya ga papa lah. Nih, gue bawain martabak manis. Di makan. Jangan sampe sakit. Gue balik."
"Wahh. Eh tunggu deh. Loee gabut banget sih ke sini cuma kaya abang ojek onlen nganter makanan. Eh gue ga mau ya kalau jadinya gue ngutang ke loe."
"Engga...gue yang bayar. Udah loe tinggal makan."
"Wiihh tumben loe. Sering-sering deh baikkin gue. Btw. Makasih"
"Iye sama-sama" setelahnya dia keluar dari ruangan ini dan pergi mengendarai motor hitam miliknya.
Kesambet apa dia tiba-tiba ngirim beginian.. ahaha udah lahh lagian siapa yang ga mau dikasih makanan enak..hmm nyam nyamm nyamm..
----------
Okey hari ini cerah banget. Gue harap hari ini menjadi hariii yanng menyenangkan. Ngomong-ngomong. Hari ini gue jalan kaki ke sekolah ya kaya biasa sih. Jarak rumah sama sekolah emang ga terlalu jauh. So, gue berangkat agak siangan ya, kaliann tauu kann gue ga mau kaya kemarin.
----------
"Hai Len, tumben datengnya siang?" Sapa Ventur temen sekelas gue. Mungkin sekilas namanya kaya laki-laki ya, eh iya apa enggak sih. Ah udah ah pokoknya si Ventur ini perempuan satu-satunya temen yang ya akrab sama gue di kelas.
"Ga papa." Kataku sambil meletakkan tas di samping bangku Ventur.
"Eh Len, tau nggak? Anak kelas IPA 2 ada yang belum pulang ke rumah lo, dan yang aku denger, dia nggak masuk sekolah kemarin, guru mapel sih mikirnya dia sakit suratnya nelat. Eh sampe pulang suratnya nggak dateng2 tau."
"Masa iya? Trus gimana?"
"Trus katanya, walikelas dia telpon ke orangtuanya. Nahh, coba kamu tebak. Mereka jawab apa?"
"Anak saya tadi pagi sudah berangkat ke skolah kog bu. Ya kan?"
"Eh kog bener sih. Iya dia itu dianter sama Pamannya sampe depan gerbang. Tapi, kog dia ga ada ya? Dan sampe sekarang dia belum pulang ke rumah dong. Makanya orang tuanya pada ngehubungin temen2 sekelasnya. Ihh parah ga sih, dia kaya bolos gitu ga sih?"
"Bisa jadi sih, eh btw, dia dia itu siapa? Kenapa ngga sebut nama aja sih?" Habisnya Ventur cerita ngga nyebutin nama.
"Nah, ituu gue lupa namanya siapa. Hehe..."
----------
"Ven, kantin ga?" Tanya gue ke Ventur.
"Yukk, eh kita lewat kelas IPA 2 yukk. Kepo sama beritanya udah kaya gimana."
"Hemm iya deh."
Istirahat begini suara teriakan di mana2 ada yang asik foto sana isi, lari sana sini, ghibah sana sini, yang cuma diam kaya patung juga ada. Tapi yang buat kali ini beda, ada suara yang lebih ricuh dari yang gue sebutin tadi, ya. Suara orang ribut. Tepat di depan kelas IPA 2
-----
"Kog kamu ga tau sih dia dimana? Bukannya kemarin lusa malem kamu sama dia? Kamu ngapain dia!! Jawabbb"
"Eh, kemarin lusa gue emang sama dia tapi dia udah pulang. Kenapa loe jadi marahin gue sih. Lo kenapa?! Berpikir gue ngapa-ngapain si Enji?"
"Tapi emang itu kan kenyataannya? Dia sampe sekarang juga belum ditemuin. Sekarang kamu bilang aja dia dimana!!"
"Udah gue bilang gue terakhir liat ya waktu si Enji pulang. Setelah itu gue ga liat lagi kenapa loe terus nyudutin gue sih. Dihh."
-----
"Len lenn itu tuh namanya. Iya Enji. Dia yang hilang"
"Ooo. Trus apa hubungannya sama mereka? Trus kenapa harus nyalahin."
"Oh kalau itu aku ga tau Len. "
"Eh Ven. Udah lah pergi aja yuk"
"Yukk"
----------
"Eh Lennn aku lupaa aku ada janji sama Olive mau bahas dana drama sekolahh sorri yaa aku pergi dulu." Udah biasa. Dia emang gitu anaknya lupaan. Tapi ga tau kenapa dia bisa kepilih jadi bendahara Osis.
"Iya deh" setelah itu dia pergi dari meja kantin ini.
"Woyy sendirian?"
"Nggak, nih ada temennya. Nggak keliatan?"
"Horror banget sih kamu."
"Habisnya. Udah tau sendiri masih tanya."
"Iya sorri. Eh udah denger kabar anak IPA 2 hilang belum?" Tanyanya
"Udah. Loe mah telat Tor. Eh tumben loe ga sama si Guntur?"
"Guntur? Lagi sama Velen."
"Oooo eh suruh sini dongg. Gue punya ide bagus nih."
"Kasih tau gue aja Len. Hehe"
"Vektor,, gue ini mau bikin sesuatu yang butuh banyak orang. Ga bisa lah kalau cuma sama loe aja."
"Iya deh percaya" akhirnya ngalah juga.
Setelah nunggu ya lumayan lama. Mereka berdua dateng. Keliatan cocok banget xixixi.
"Akhirrnyaaa dari mana sih lama banget datengnya."
"Maaf ya Len. Tadi masih ngurus tugas sejarah soalnya."
"Iyaa ga papa."
"Emang mau ada apa?" Tanya Guntur sambil duduk di samping Vektor.
"Gatau tuh. Si culun mau bikin something big. Ahaha"
"Oke langsung gue jelasin yahh." Diikuti wajah mereka mengiyakan dan penuh kekepoan.
"Tettttt jam istirahat akan berakhir dalam 5 menit." Suara bel masuk yang selalu mengingatkan dan mengacaukan.
"Yahh udah bel... besuk aja lah" kata gue.
"Eh culun. Kan masih 5 menit udah gapapa cepet bilang deh" protes Vektor yang nampaknya udah ga sabar banget buat denger.
"Eh eh.. Vektor ga boleh gitu. Kalian tau ga hari ini pelajaran gue mengerikan. Ngga lucu kalau telat. Udah yaa lanjut besuk.. babay" kata gue sambil meninggalkan mereka semua yang keliatan kebingungan. Hahaha
----------
Jangan lupa vote and comment yaw.
Selamat membaca😊
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO IS THE MURDERER -END-
Misterio / SuspensoMasa SMA merupakan masa-masa terindah. Katanya. Cara seseorang menyelesaikan masalah akan bisa di lihat dari tingkahnya yang semakin dewasa pada masa ini. Hal itu sama dirasa oleh Erlen, Velen, Vektor, dan Guntur pada awalnya. Mereka yang hanya muri...
