Part 07

803 54 7
                                    

Bismillah

Salva sampai di rumah. Gadis itu mengucap terima kasih kepada Zikri karena sudah bersedia mengantarnya pulang, padahal mereka tidak saling kenal. Ya, bagi Salva, mereka memang tidak saling kenal. Tapi, Zikri sudah memperhatikan gadis itu sejak lama. Dan sekarang adalah momen kedua bisa bicara dengan Salva setelah masa OSPEK dulu.

“Duluan, ya, Sal. Assalamualaikum," pamit Zikri.

“Iya, Kak. Hati-hati, ya. Waalaikumsalam," balas Salva.

Setelah Zikri berlalu, gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Seketika senyum yang sedari tadi menghiasi wajahnya sirnah, berganti dengan wajah sendu yang menyimpan rasa sakit.

Gadis itu berlari masuk ke dalam kamar. Mengempaskan tubuhnya ke atas ranjang dan menangis sejadi-jadinya. Salva tersenyum getir ketika matanya melihat kotak cincin yang dia letakkan di atas meja rias. Gadis itu berdiri, lantas mengambil cincin itu.

“Kenapa, Kak? Kenapa?” tanyanya. Suaranya serak karena menangis.

“Kenapa kakak nggak pernah peduli sama aku?” tanyanya lagi.

Dia meletakkan kembali cincinya. Duduk di kursi rias sambil menatap wajahnya di cermin. Nampak kantung matanya yang menghitam, tak lupa pula matanya yang memerah.

“Sebenci itu Kak Lutfi sama aku, sampai-sampai tega nggak jemput aku padahal hujan, dan lebih memilih untuk menjemput pacarnya?” tanyanya.

“Salva.” Suara Lutfi memanggil dari luar.

Salve pun berdiri dan menyetabilkan napasnya. Dia keluar dari dalam kamar tanpa membersihkan dahulu wajahnya yang kacau itu, biarkan, biar Lutfi melihatnya.

“Ngapain nangis?” tanya Lutfi.

“Kak, aku tahu kakak nggak cinta sama aku. Aku juga nggak ada perasaan apa-apa sama Kakak. Tapi kalau aku minta tolong, jangan nolak. Aku juga punya hak atas Kakak. Bukan malah jemput pacar Kakak yang hubungannya nggak resmi itu," kelakar Salva. Wajahnya kembali dibanjiri air mata.

Lutfi hanya diam, tidak dapat menjawab. Kedua tangannya menangkup kedua pipi Salva. "Maaf," ucapnya.

Setelah itu dia melepas kedua tangannya dan berlalu masuk ke dalam kamar. Salva diam mematung, sikap sederhana Lutfi barusan membuat jantungnya seakan berhenti untuk bekerja. Namun, masih tak bisa menghapus luka dalam hatinya.

***

Malam menyepa, kini Salva sedang rebahan di dalam kamar sambil memainkan ponselnya, ikut meramaikan grup persahabatan di Line yang diisi oleh Salva, Binar dan Elish.

BESt friend

Salvanidiab
Apa sih, rame bngt!

Binar_F
Hai salvaaa

Elish Madhona
Sal, kita mau tanya, tapi jangan marah ya...

Salvanidiab
Tanya apa?

Binar_F
Kamu gk suka sama Kak Lutfi?

Yulim Qalbi [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang