Ali dan perasaannya

97 9 2
                                    

Haiiii

Maaf baru up yaa:(

Makasih loh yang udah mau nunggu cerita gajelas ini huhuu makasii banyak😍 lope lope deh dari babang Ali❤

Okee selamat membaca yaa

S

esampainya di rumah Ali langsung menyalimi tangan Bunda dan mencium pipinya. Lalu memeluknya erat erat. Bunda yang sedang menggendong si Iis pun sampai mengernyit heran melihat perilaku bujangnya yang kadang kadang memang gesrek melebihi si Uus, kucingnya yang kemarin sudah wafat Karena terkena virus rabies 19. 

"Eh kenapa kamu teh?”

“Ali sayang bunda”

“Ah pasti ada maunya” Bunda menyentil hidung Ali pelan.

Ali meringis lalu mengusapi pangkal hidungnya yang kena sentilan manjah. “Astaghfirullah” Ali geleng geleng sambil menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah ke kanan dan ke kiri.”Bunda nggak boleh suudzon sama anak sendiri, nanti anaknya kualat”

“Ya atuh kenapa kamu teh tumben kaya gitu, abis kesetrum magicom kali ya?”

“Sad amat kesetrum magicom Bun, nggak ada yang lebih elit apa?” 

“Ckck apa sih aneh dah, kesetrum aja pake request. Kalo ngerayunya mau minta duit mah kagak ada! Abis!”

“Ih siapa juga yang mau minta duit, Bunda aja yang sukanya suudon sama anak sendiri”

“Berisik ah nanti si Iis bangun, kesian dia, harus bed rest total”

“Emang kucheng bisa bed rest Bun?”

“Bisa dong, kandungannya lemah baru jalan 2 minggu”

Ali menukikkan alisnya, merasa takjub sekaligus heran dengan ucapan si Bunda tadi. Alahh kucing kampung yang baru hamil 2 hari saja sudah loncat kesana kemari tanpa takut bayinya isdet di sana. Buktinya mana, belum pernah dia dengar ada kucing yang keguguran karena tidak melaksanakan bed rest totalnya selama kehamilan pertama. Haduh si Bunda lucu sekali.       

“Tau ah Ali cemburu sama si Pentung, ke atas dulu ah mau mandi”

“Yaudah sih sono”

Nahkan bagaimana mau dimanis manisin coba, bundanya saja selalu sewot bawaannya kalau dekat dia itu. Apa salah dan dosanya coba, datang datang malah dituduh kesetrum magicom. Nggak sekalian aja kesetrum hair dryer Bun.

Brak!

Ali menutup pintunya, habis itu melempar asal tasnya dan masuk dengan gontai ke kamar mandi. Sambil mandi pun Ali masih setia senyum senyum saat wajah Karenia terlintas di benaknya. Begitu pula saat memakai baju dan rebahan. Selalu wajah itu yang hadir. Tanpa perlu ditanya pun Ali sudah yakin pada perasaannya. Dia menyukai Karenia, sangat. Dia menyukainya dari awal pertemuan pertama.

Ali tertawa geli saat mengingat kejadian tadi, saat meminta nomer whatsappnya dengan berbagai alibi.

Flashback on

“Makasih Al, gak bayar kan gratis?” ujar si gadis yang akhir akhir ini disukai di congcorang gak ada akhlak.

Bayar dong” Ali menaik turunkan alisnya.
Karenia pura-pura cemberut lalu berujar sedikit jutek. 

"Berapa mas?”

“Hmmm pake nomer aja deh Mbak”

“Hah?! Nomer apa nih?”

Elephant On CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang