Gara gara gas dan kompor

81 15 3
                                    

"Ayah! bunda!"

Brak!

Sudah dapat ditebak siapa yang barusan masuk tanpa permisi ke rumah Ali. Satu keluarga kecil yang sedang menonton televisi pun tidak terganggu sama sekali. Malah sekarang si tamu tak diundang sedang mendusel manja di lengan bundanya AliYa siapa lagi kalo bukan si gajah. Sesuai pesan si papah yang bilang bakalan pulang larut terus nyuruh dia ke rumah si bunda, maka itulah alasan kenapa si gajah bisa berada di sini.

Ali yang duduk di sebelah Andin menyenderkan badannya ke badan Andin. Serasa nyender sama tembok aja gitu, strong.

"Berat Al sana!" ujar Andin sambil mendorong kepala pria itu.

"Prince Ali lagi butuh sandaran yang empuk neh, bosen dah nyender sama tengkorak mulu,"

Plak!

Si ayah menabok belakang kepala Ali. Pria itu meringis. Iya si tengkorak yang dia maksud, ya ayahnya sendiri.

"Tengkorak tengkorak gini juga bisa idupin kamu!" sungut si Ayah.

"Huu tau nih, Ali nggak sopan sama ayah, masa di ledekin," si Andin ngomporin.

"Nggak boleh gitu Ali," si bunda ikut nyautin.

"Awas aja lo nak! Ayah ngga bakalan kasih parab lagi, mulai sekarang kamu makan aer cucian beas!"

"Loh si bapak ngapa sensi amat dah? Masa anaknya ngga di kasih parab, isdet dong ntar?"

"Ya bodo, isdet aja sono," ujar si ayah tidak peduli.

"Lah si bapak kek gitu amat si, ya maap elah sensi amat si,"

"Auah,"

"Bapak!"seru Ali sambil melayangkan kedua tangannya di udara. Persis orang jalanan yang terdampar

"Woy bapak mana bapak mana bapak mana"

Plak plak

Double kill.

Plak

Triple kill.

"Sshh ngapa nasib gua gini amat lahir di keluarga psikopat yang orangnya lambat kalo ngomong suka muncrat kalo makan sukanya tomat kalo minum sukanya alpukat kalo-"

Gedebug! Watir(

Ali nyuksruk ke bawah gegara di jorogin si ayah.

"Gandeng siah budak teh!" ketus si bunda. Mereka kembali fokus sama filmnya, sedangkan si Ali makin mengasah sungutnya supaya lebih tajam dengan bersungut sungut.

Dug

"Brisik bagong!" kata si Andin tanpa mengalihkan tataannya dari layar tivi.

"Bunda si blekok Andin masa ngatain Ali bagong,"

Krik krik krik

Cie elah di kacangin.

Ali geram, terus tangannya melukin kaki si Ayah persisi gembel di Disney land.

"Ya masa Ali anak ayah yang ganteng plus berkarisma disamain sama bagong sih? Marain tuh si monyet, masa"

"Brisik!" teriak ketiganya kecuali si ayah yang beda sendiri dengan menyebut kata "gandeng!"

"Ck sebenernya sapa sih di sini yang anak pungut siapa yang anak bener, nap ague selalu tersisih?"

"Oh kasihan, oh kasihan, aduh kasihan, ibu ayam di kejar musang wekwekwek anak ayam cari ibunya wekwekwek ibu ayam berlari terus lari dan- adoh ampun ampun ampun!"

Elephant On CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang