Holaaaa
Aku kembali😂
Hope you Like it😘
Ting nong!
Bel rumah Andin berbunyi menggema di ruangan rumahnya yang sepi. Gadis yang sedang menonton tivi itu tidak segera membukakan pintu karena tau siapa yang datang ke rumahnya sekarang ini.Ceklek
"Andeen!"
Nah kan benar saja. Si pepes teri itu main masuk saja ke rumahnya. Andin tak berniat menanggapi. Dirinya pura pura tidur saat dirasa Ali berjalan menghampirinya.
"Yaile molor. Padaal Gua mau curhat nih, ah Elu mah" Ali ngedumel sambil melayangkan sebuah bantal yang mengenai kepala Andin. Gadis itu hanya bersungut-sungut dalam hati.
Lalu terdengar langkah kaki menjauh, menaiki satu per satu anak tangga. "Gua numpang molor ye! Dirumah Lu kaga ada kucheng kucheng yang menggangu" ucapnya kemudian.
Jebret! Suatu pintu ditutup. Barulah setelah itu Andin membuka mata. "Emang dasar orang lidi, molor aja numpang" Sungut nya ber api-api. Dia pun menuruni sofa dan mematikan tivi lalu berjalan keluar, menuju rumah Ali.
"Bunda si cantik datang!" Andin berseru dengan riang. Bunda yang sedang mengurusi anak anaknya di kamar khusus mereka pun menyembulkan kepala agar Andin tahu keberadaannya.
"Eh Andin, sini nak sini bunda lagi kasih makan anak anak" Andin mengangguk dan berjalan menghampirinya. Dia berkedip saat melihat kamar Ali yang dulu menjadi hotel kucheng kucheng, entah itu Persia atau anggora. Hebat niat anak anak baru ini, bisa menyenggol keberadaan anak kandung. Andin cekikikan dalam hati.
"Widih banyak banget Bunda! Emang nggak keteteran Bun?"
Andin mengelus seekor anak kucing berbulu abu abu. Dia tersenyum kecil saat kucing itu naik ke pangkuannya.
"Nggak, Bunda malah seneng ada mereka. Banyak yang nemenin kalo duo Teri itu lagi nggak dirumah"
Andin tertawa pelan. "An, mau bantuin kasih makan nggak?" tawar Bunda sambil menyodorkan seplastik besar makanan kucing harga Sultan. Gadis itu mengangguk senang dan mengambilnya.
"Penuhin aja di piringnya ya"
"Loh beneran pake piring Bun?"
"Iya dong, Bunda mah nggak mau pilih kasih sama duo Teri. Masa mereka makan pake piring, anak Bunda ngga"
Andin hanya manggut manggut saja. Ternyata benar keluhan Ali yang merasa tersisihkan oleh anak anak angkat orangtuanya. Si Ayah dengan burung burungnya dan si Bunda dengan Kucheng kuchengnya. Untung si Papa nggak melihara apapun. Andin cekikikan dalam hati.
"Iya Bun jangan pilih kasih ya"
"Iya nggak boleh"
Setelah Andin menuangkan isi dalam plastik makanan itu, para kucheng yang tadinya sedang rebahan manja pun berkumpul di tengah ruangan. Berebut hendak mendapat makanan paling banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elephant On Cloud
Teen FictionAku tau semua ucapanmu hanya sekedar mempermainkan aku, tak lebih dan aku pun tak boleh berharap lebih. kau yang agak sinting, sangat menyebalkan, perilakumu, kegilaanmu, semua hal tentangmu, dan hal konyol tentang dunia kita. Membuat aku menyimpulk...