Itu anak kenapa?

97 9 3
                                    

Halooo aku balik lagii^^

Ada yang kangen ga sama Karenia?

Atau malah sama authornya :)
Becanda😂

Okee, tarik nafas sebelum baca, buang....
Enjoy yaa suyung suyungku😚


Hari Senin. Pukul 6 lewat 5 menit. Ali dan Andin sudah berada di sekolah sepagi itu. Jangan tanya kenapa alasannya, Andin sebenarnya masih sarapan kalau jam segitu, masih banyak waktu buat berleha leha sebelum datang ke sekolah tepat 5 menit lagi sebelum upacara dimulai.

Kekesalannya harus ia tekan sekuat kuatnya karena alasan si mentada mentadu yang ingin berangkat pagi demi menyambangi kelas si bening untuk mengobati rasa rindu. Andin sih tidak masalah. Tapi hatinya yang sedikit bermasalah. Iya dikit doang, nggak banyak banyak. Serasa kesetrum belut listrik aja. Nyelekit dikit.

Waktu dimotor pun, Andin lebih banyak diam. Beralasan masih ngantuk padahal sedang menata hati. Supaya menerima dan tidak merasa bermasalah tentang kedekatan Ali dengan si bening incarannya. Ini baru permulaan, mungkin Andin belum jua terbiasa. Butuh waktu setidaknya untuk merasa biasa ketika mereka semakin dekat. Agar tidak ada yang terluka diatas kebahagiaan orang. Apalagi itu sahabatnya sendiri.

Sampai di sekolah pun, Andin sibuk di suruh ngerjain tugas sejarah Ali yang pria itu lupakan. Nggak ngerti katanya, padahal cuma nyontek Google aja bisa. Emang dasar mentada mentadu kalo sekalinya jatuh cinta, ya gak ada akhlak. Bikin kesel, tapi males marah marah.

Akhirnya Andin suka tidak suka yang menyelesaikannya, berusaha masa bodo dengan Ali yang malah mampir ke kelas sebelah. Tak tahu mau ngapain, mungkin mengagumi kebeningan kulit wajah si anak Sultan sampai puas. Efek anak bau kencur baru jatuh cinta.

"Bleke amat itu bocah, gua tabokin baru tau rasa" Sungut Andin kesal.

Di lain kelas. Pria tihang itu sedang tersenyum kesenangan saat si bening menyapanya dan mempersilahkan ia duduk di dekatnya. Sambil cengengesan, Ali berusaha menetralkan detak jantung waktu berada di area blekping. Duduk satu meja dengan Karenia, serasa abis minum mijon. Seger seger gimana gitu. Makanya dia betah. Beda sama Andin, duduk deket dia bikin pengen ngajak gelut aja bawaannya.

"Selamat pagi cekgu!" sapa Ali kelewat riang.

Seperti biasa, Karenia akan senyum dulu sebelum menjawab. "Selamat pagii"

Mata Ali langsung berbinar. "Riang banget nih auranya, bikin gemes" Karenia sontak tertawa kecil.

"Iyalah udah mandi gitu loh"

"Iya nih, wanginya enak, wangi lemon. Beda sama si Andin, wangi nya mirip menyan" Karenia melotot dan bersiap mengomel, walau begitu tetap saja di mata Ali pemandangan itu sungguh sungguh menggemaskan, mirip air gunung yang banyak manisnya.

"Kenapa sih hobinya julidin Andin mulu? Heran deh, kaya dendam" Setelah itu Karenia memukul pelan bahu Ali yang cengengesan nggak jelas abis dipukul manjah.

"Ehehe biasa dia mah, kalo ga julid ga rame"

"Ish dasar jiwa ibu ibu"

"Aku mah kan jiwa bapa bapa, yang jiwa ibu ibu itu kamu"

"Dih aku mah kan masih remaja"

"Yaudah, nanti aja"

Karenia mengernyit heran. "Apanya yang nanti aja?"

"Jadi ibu anak anak kita gimana" Ali berujar enteng sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Karenia melotot sambil menatap horor. Heran dengan ucapan pria yang asal jeplak ini. Seenak bang Jono saja kalo ngomong. Jadi gemes, pengen gundulin palanya.

Elephant On CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang