"Noona lebih suka daging sapi atau daging ayam?" tanya Dongpyo seraya mengangkat daging sapi juga daging ayam yang telah dikemas di masing-masing tangannya.
"Kalau itu sih sebenarnya gue lebih suka daging ayam. Apalagi kulitnya! Beuh, enak banget!" Balas mu tak lupa menunjuk daging ayam serta memberikan acungan jempol dengan antusias.
"Ya sudah kalau gitu kita pilih daging ayam!"
Dongpyo meletakkan potongan daging ayam tersebut ke dalam troli yang sedang kamu dorong.
Mana mau dia di suruh dorong.
"Ck... Dongpyo, namanya barbeque ya identik dengan pesta daging bukan pesta unggas. Gue memang lebih suka ayam tapi untuk sekarang kita pilih sapi. Paham?"
Kamu menaruh kembali daging ayam ke tempat nya serta tak lupa memasukkan 10 bungkus daging sapi yang telah dikemas rapi dengan tutup plastik wrap juga sudah berbentuk potongan tipis-tipis.
"Oh, begitu ya, Noona."
Dongpyo berjalan menelusuri rak bumbu.
"Kalau bumbu barbeque nya? Noona pilih yang saos atau yang bubuk?"
"Eum...," kamu mengetuk dagu mu berkali-kali yang menandakan bahwa kamu sedang berpikir. "lebih enak yang bubuk sih menurut gue."
Dongpyo mengacungkan jempolnya dan memasukkan bumbu barbeque yang berupa bubuk itu ke dalam troli.
"Eits, tunggu dulu. Gue memang lebih suka dengan yang bubuk tetapi untuk saat ini beli saja yang saos supaya lebih praktis! Tidak perlu tambahkan air, hehehe."
Dongpyo memicingkan matanya kesal.
"Hanya menambah air bukan berarti tidak praktis. Noona saja yang malas. Ingin langsung oles-oles saja kan?"
Kamu terkekeh kecil bermaksud menahan rasa malu. Yang diucapkan Dongpyo barusan memanglah benar.
Karena kalau takaran air dan bumbu tidak pas rasanya pun akan kurang memuaskan. Kamu terlalu malas untuk menakar itu.
"Oke, ini terakhir kalinya Pyo akan bertanya pada noona," Dongpyo berjalan menuju rak pendingin minuman. "kalau untuk minuman, noona pilih Cola atau Bir?"
Lagi, dan lagi. Dongpyo mengambil cola beserta bir dari rak pendingin dan segera ia tunjukkan kepada mu untuk dipilih.
"Gue lebih suka cola."
Dongpyo tersenyum riang seraya meletakkan 12 botol bir ke dalam troli yang tengah kamu dorong.
"Loh, gue kan sukanya cola. Kenapa malah masukin bir ke troli?" tanya mu bingung.
"Hadeh, Noona. Dua kali Pyo berpengalaman bertanya kepada noona apa yang noona sukai dan yang kita beli pasti yang bukan noona pilih. Maka dari itu Pyo masukkan saja Bir ini." Jelas Dongpyo yang membuat mu gemas sendiri.
"Kalau untuk yang ini gue beneran pilih Cola. Di samping gue gak kuat terhadap alkohol, kalian kan masih banyak yang di bawah umur termasuk Pyo juga. Gak boleh jadi fakboi ya."
Kamu berucap seraya menyentil dahi Dongpyo yang membuat sang empu meringis kesakitan.
"Ck...gak usah disentil juga dong dahinya Pyo."
"Abisnya gemes pen nampol."
"Cubit nih pankreasnya."
"Kepang nih ususnya."
Gak salah emang kamu milih Dongpyo jadi partner belanja mu. Gak ada yang namanya canggung di antara kalian sejauh ini.
Ya setidaknya kamu masih bisa menyangkal perkataan Wooseok saat itu bahwa tidak semuanya dari mereka menyukai mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANAGER ✅ X1 [COMPLETED]
Fiksi PenggemarBagaimana jika kamu harus menjadi manager dari grup rookie jebolan pdx ini? Started: 11/08/19 End: 14/08/20 © K N O C H U U X - 2019