Rendezvous [18]

372 60 58
                                    

Don't forget to press vote and give your comments, thank you.

Authors

Harry sudah menginjakkan kaki kembali di Dubai. Tentu dengan seorang Louis Tomlinson lagi yang setia bersamanya. Besok ia memiliki jadwal meeting dengan Gretchen pada pukul sembilan pagi. Dan Louis mengumpat ketika ia harus bangun pagi untuk ikut meeting bersama Harry.

"Kenapa tidak kau saja 'sih Harry. Lagi pula 'kan Gre sudah tahu kalau aku bukan karyawanmu atau pun asistenmu." Keluh Louis untuk yang kesekian kalinya. Harry lagi-lagi tidak menggubrisnya dan justru sibuk membuka laptopnya untuk mengurus beberapa pekerjaannya yang tak bisa ia telantarkan barang hanya sehari saja.

Louis yang kesal pun akhirnya memilih untuk kembali kekamar hotelnya yang terletak bersebelahan dengan kamar hotel Harry. Ketika Louis kembali kedalam kamarnya, Harry meraih dua kertas yang tadinya adalah origami swan. Yang satu milik the triplets, dan yang satu lagi milik Bella.

Ia menatap lekat dua kertas itu. Ia yakin ada clue tersembunyi pada dua kertas ini. Tapi ia masig belum juga menemukannya.

"Keyboard walk-tidak. Tidak mungkin keyboard bisa berjalan. Keypad. Tuhan, kenapa aku bodoh sekali dalam bermain teka teki!" Lirihnya frustasi. Ia menyembunyikan wajahnya pada telapak tangannya. Jika Gretchen bukan Cassandra, untuk apa lagi ada seseorang yang seolah tengah mencoba memberikannya clue.

"Keyboard, ini keyboard. Lalu keypad?" Gumamnya sambil menunjuk keyboard laptopnya. Ia pun mengernyitkan dahinya dan tak lama mendengus kesal. Melempar kertas itu keatas laptopnya dan ia pun memilih untuk berbaring diatas ranjang mewah nan empuk itu.

Ia memejamkan matanya dan mengingat bagaimana indahnya senyum Gre ketika tadi menjemputnya dan Louis dibandara.

Ya, tadi Gretchen yang menjemputnya, menggunakan Maserati Grandcabrio miliknya yang berwarna merah.

"Maserati." Ucap Harry ketika ia mengingat Maserati yang tadi ia tumpangi.

"Maseratinya seperti milikku. Dan Cass sangat menyukai Maserati itu. Apakah ini masih sebuah-kebetulan?" Katanya dengan frustasi.

***

Harry dan Louis sudah berada didalam ruangan meeting, sedangkan Gre belum hadir. Khalid baru saja memasuki ruangan itu sambil ia membawa empat kopi panas dari Starbucks.

"Selamat pagi, Harry, Louis." Sapanya kepada dua lelaki itu.

"Pagi, Khalid. Dimana Gre?" Tanya Harry langsung saja, "Ia sedikit terlambat, tak apa 'ya? Sebentar lagi mungkin ia datang." Jawab Khalid dan Harry pun mengangguk. Berbeda dengan Louis yang masih melenggut dikursinya. Ia masih sangat mengantuk namun Harry pada pukul tujuh pagi tadi sudah menggendor pintu kamar hotelnya dan menariknya kedalam bathup.

"Louis!" Bentak Harry dengan berbisik, Louis langsung membuka matanya dengan terkejut, "Ada apa Gemma." Jawabnya dengan bodoh. Harry menahan dirinya untuk tidak meledakkan tawanya.

"Aku Harry, bodoh. Bukan Gemma." Kata Harry. Louis mendengus dan menendang kaki Harry.

"Kau memang sialan Harry. Aku mengantuk!" Desisnya kesal. Tak lama pintu terbuka, itu Gre. Ia memakai dress selutut berwarna peach dan dipadukan dengan blazzer berwarna putih.

Cantik.
Batin Harry memujanya.

"Harry, Louis. Maaf aku terlambat." Sapanya. Ia memeluk Harry lalu Louis setelahnya.

"Bagaimana keadaan Anwar?" Tanya Khalid kepadanya, "Sudah lebih baik, ia hanya kelelahan." Jawab Gre. Dan tak lama, mereka pun memulai meeting itu yang berlangsung selama tiga jam.

THE FINAL SHOW | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang