starla seorang gadis yang ceria mengalami depresi karena kehilangan tunangannya.
keluarga starla mengungsikan starla ketempat paman nya di sebuah desa di yogyakarta.
Aku harus bisa berdamai dengan hatiku ini, aku tak ingin mengecewakan mas Verlanyang begitu pengertian padaku.
" Pasti sayangku. Kalau kau sudah siap baru kita masuk." Katanya sambil mengeratkan pelukannya yg membuatku merasa tenang.
"Bismillah.....ayo mas." Ajakku
" Genggam tanganku erat erat, aku selalu bersamamu."
Dengan terus bergandengan kami memasuki area pemakaman, batu batu nisan berjajar rapi. Aku mendekat ketempat dimana bunda dan imeld berjongkok disana, begitu melihatku mendekatbmereka segera memberi akses padaku.
Aku berjongkok menabur bunga mawar dan menuangkan sebotol air ke makam Revo. Lalu mengirim doa.
"Vo, maaf baru bisa kesini lagi dan aku nggak sendiri. Aku bersama mas Verlan." Kataku sambil menangis.
"Hai bro, kita belum saling mengenal. Tapi aku sudah denger banyak cerita tentangmu dari bunda,Romy,dan Starla sendiri tentunya. Ijinkan aku menemani Starla, ijinkan dia bahagia bersamaku, aku akan memberikan yg terbaik yg bisa kuberikan padanya."
Mendengar kata² mas Verlan membuatku semakin tergugu, kusandarkan kepalaku dibahu mas Verlan. Tiba tiba angin bertiup semilir disekitarku seperti sebuah bisikan
"Berbahagialah my sweet girl."
Aku segera mengangkat kepalaku kulihat Revo dibawah pohon, dia mengangguk dan tersenyum lalu menghilang.
Aku kembali menangis sambil menutup mulutku terkejut karena penampakan Revo.