Lilakno
(Relakan)
Aku masih terbaring lunglai di atas tubuh Bowo yang hanya mengenakan celana pendek. Begitupun aku. Nafas kami masih memburu oleh gelombang nafsu yang belum reda juga meski sudah berlalu. Keringat membasahi kening dan membanjiri setiap inci tubuh kami. Kupeluk erat tubuh Bowo. Dan kucium lembut pipinya.
"Jangan tinggalin aku ya, Wo.... Aku mohon.... Jangan tinggalin aku..." aku sedikit berbisik. Mendekatkan wajahku pada lehernya.
"Aku sebenarnya juga ndak mau ninggalin kamu, Ndar. Aku sayang sama kamu, aku ndak mau terpisah jauh dari kamu...." Bowo membalas lembut pelukanku. "Tapi kita berdua ndak punya pilihan Ndar...."
"Apa maksudmu?"
"Pak Dhe Joyo pasti akan membunuhku kalau tidak mengikuti perintahnya. Aku sudah berulang kali mencoba kabur darinya. Dan mungkin bila aku melakukannya lagi, maka Pak Dhe akan mengejarku kemanapun aku pergi. Aku tahu Pak Dhe itu orangnya ndak pantang nyerah kalau sudah punya kemauan Ndar... aku takut...."
Sesaat kami berdua diam. Hanya deru nafas dan detak jantung kami yang terdengar. Bowo kian erat memelukku. Wajah kami bertatapan. Mata kami saling memandang.
"Tapi kamu beneran janji bakal balik ke sini kan?"
Bowo mengangguk. "Pasti, Ndar.... Aku pasti datang dan menyelamatkanmu."
Aku tersenyum mendengar ucapan terakhir Bowo. Kukecup pipinya sekali lagi. Dan dia membalas mencium keningku.
"Andaikan kita bukan Gemblak, Ndar, pasti kita bebas menunjukkan perasaan sayang kita."
Tapi tiba-tiba....
BRAKKK!!!
Terdengar suara pintu depan dbanting dengan keras. Aku dan Bowo terperanjat. Segera bangkit dan memunguti pakaian kami untuk dipakai. Terdengar langkah kaki kian dekat menuju kamar di mana kami berdua berada. Dan kemudian pintu pun dibuka dengan paksa. Dijebol. Pintu terbuka dan muncullah sosok Warok Joyo yang beringas berdiri sementara tangan kanannya menjambak rambut Wawan di sampingnya.
"Lihat, Wan, apa yang mereka lakukuan.... SONTOLOYOOOO!!!!!! JANCOKKKKK KALIANNN........"
Warok Joyo menghempaskan tubuh lemah Wawan dan berjalan ke arah kami. Tanpa basa-basi ia menuju Bowo. Dan dengan beringas mencekik leher Bowo hingga ia hampir tak bisa bernafas. Aku histeris. Ketakutan. Berulang kali tamparan keras dari tangan Warok Joyo mendarat di pipi Bowo.
"LEPASKAN PAK DHEEE.... LEPASKANN BOWO... LEPASKANNNN....!!!!!!" Aku meraung dan mencakar-cakar tubuh Warok Joyo dengan beringas.
Namun aku lantas ambruk oleh sentakan tubuhnya yang kuat. Aku terkapar di atas lantai kayu.
"HEHHH......!!!! Curut (tikus) satu ini mau menantang saya ya...!!!!??" desisnya menatapku tajam.
"Lepaskan Bowo, Pak Dhe.... Lepaskan..." aku terus merintih kesakitan. Badanku remuk tertatap lantai kayu yang keras.
"Kamu mau kurang ajar sama saya Hahh???? Bilang sama warokmu! Ngadu sana.... Suruh dia jaga kamu dengan benar.... Jangan pernah kamu bisa mencintai Bowo.... Bowo itu milik saya...."
Warok Joyo masih saja menampari Bowo. Ia kian beringas. Emosinya meletup-letup. Bowo kian menjerit kesakitan. Wawan pun ambruk pada lantai kayu. Dan aku kian meringkik ketakutan.
"ANJARRR..... CEPAT SIAPKAN DOKAR (andong)...... AKU MAU PERGI KE DOLOPO SEKARANGGGGG!!!!!" Pekik Warok Joyo sambil menarik kasar tubuh Bowo yang tak bertenaga keluar pintu rumah. Ia akan membawa Bowo pergi ke Dolopo sekarang juga.
"Jangan bawa Bowo pergi, Pak Dhe... kumohon.... Jangan pisahkan aku sama dia...."
KAMU SEDANG MEMBACA
LANANG
General Fictioncerita ini tentang gemblak. oke, gemblak adalah tradisi yang ada di kalangan seniman reog ponorogo. di ponorogo jawa timur, para warok merawat dan menyayangi anak lelaki umur 12-16 tahun untuk dijadikan gemblak. mereka merawat gemblak untuk menjaga...