Masa lalu

381 45 4
                                    

"Assalamualaikum , permisi "

Amir mengucapkan salam berkali kali , sembari mengetuk pintu , namun tidak ada yang menyahut .

Amir menghela nafas .

" Mungkin , lagi tidak ada orang ."

Mbok Darmi berjalan tergopoh-gopoh menuju pintu .

Ceklek

Amir menoleh , mendengar suara pintu yang di buka .

" Eh nak Amir , kemarin kemana aja ? Katanya mau mampir ." Ucap mbok Darmi dengan senyum nya yang ramah .

Amir tertawa pelan .

" Iya ni mbok , kemarin ada urusan sedikit , baru bisa mampir sekarang . Lasmi nya ada mbok ?"

Mbok Darmi mengangguk maklum .

" Ada ada , mari masuk ."

Amir membuntuti mbok Darmi dari belakang .

" Duduk dulu , biar mbok panggilkan  Lasmi nya ."

Amir mengangguk , kemudian mbok Lasmi meninggal kan dirinya sendirian di ruang tamu besar rumah itu .

Amir mengamati sekeliling , kemudian berdiri .

" Kenapa setiap rumah orang Belanda selalu ada foto wanita ini ? ."

Amir mengamati lekat foto ratu Belanda itu , kemudian mata nya bergulir menatap sisi yang lain .

" Oh , jadi ini pemilik rumah ini ? ."

" Ya , nama nya Hendrick ."

Amir terkaget mendapati suara orang yang tiba tiba menyahuti nya . Ia diam sembari menetralkan detak jantung nya berpacu dua kali lebih cepat .

Lasmi duduk di kursi kayu jati , diikuti Amir .

" Ada apa ? ."

" Aku mau berbicara ."

Lasmi menghela nafas , memutar bola mata malas .

" Ini kita sedang berbicara ."

Amir tertawa pelan .

" Kau tidak pernah berubah dari dulu ."

" Sudahlah , jangan basa basi , apa yang ingin kau bicara kan ."

Amir hanya tersenyum getir , dua tahun ternyata cukup untuk merubah perasaan lawan bicaranya ini .

" Tidak di sini , ayo ikut aku ."

Amir segera menarik Lasmi tanpa mendengar persetujuan Lasmi , Lasmi mencoba memberontak namun pegangan Amir begitu kuat .

" Berhenti ! Berhenti ! Aku tidak mau kesana ! "

Lasmi berteriak ketakutan , mencoba melepaskan tautan tangan Antara dirinya dengan Amir . Namun Amir tidak memperdulikan Lasmi , dia terus berjalan memasuki desa .

Lasmi tertunduk ketakutan , badannya bergetar , kenangan menakutkan itu kembali bermain di fikirannya , ketika penghinaan dan pengusiran dirinya  pertama kali di desa , dan penyiksaan di pasar .

Semua orang menatap aneh , mereka tahu itu Lasmi , namun mereka tak berani berkata apa apa .

Saat melewati rumah Kirana , Kirana sedang menjemur pakaian , kening nya berkerut melihat Amir dan Lasmi , dia segera mempercepat pekerjaan nya .

" Kenapa kau membawa ku kesini ?!."
Lasmi berteriak marah kepada Amir , namun Amir hanya diam , sembari mendudukkan bokong nya ke batu sungai .

Lasmi mendengus kesal , dia mengikuti gerakan Amir yang duduk di atas batu sungai .

Cinta Di Langit Hindia BelandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang