Garis Takdir

842 48 30
                                    

         H A P P Y        R E A D I N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


         H A P P Y        R E A D I N G

                        (๑˙❥˙๑)




Mata Hendrick mengerjab berat, seolah ditimpa beban beratus ton membuatnya untuk menggeserkan badan lebih ketepian saja tak mampu ia lakukan.

Matanya menatap sekeliling, gelap. Sial dia dibuang, tapi beruntunglah. Karena dia masih bisa selamat, sekarang yang dipikirkannya bagaimana caranya memulihkan kondisi tubuh dan pulang menemui Lasmi.

" Uhuk__," gumpalan darah kental bewarna merah keluar dari mulutnya, ia sudah tidak peduli dengan bagaimana sakitnya. Tuhan, tolong kirimkan siapapun yang dapat membawaku bertahan hidup lebih lama, batin Hendrick.

Lama dia menunggu membuat matanya kian terasa berat, seakan detik detik berlalu lebih lama kian membuatnya menyiksa, dia benar benar pasrah jika memang malaikat maut telah berada didepannya. Namun, sebelum pasrah itu membuahkan kenyataan pahit sebuah silau menusuk Indra penglihatan dan suara mesin yang semakin dekat memasuki gaung pendengarannya.

" Tolong, berhenti Hans," ucap orang tersebut.

Dapat Hendrick rasakan ada seseorang yang sedang berjalan kearahnya, derap suara anggun dapat juga hendrick rasakan.

Perlahan tubuhnya dibalikkan, namun matanya tak mampu lagi untuk sekedar membuka," siapapun dia, aku harap dia orang baik yang dikirimkan Tuhan, untuk mengabulkan doaku," batin Hendrick.

"Oh God. Hendrick," ucap wanita itu terkejut.

Sedang, seorang laki laki yang masih mengamati kejadian itu mulai turun dari kendaraan dan mendekati istrinya," kau mengenalnya, sayang?."

"Ja, dia orang yang dicintai sahabatku, Lasmi. Yang pernah ku ceritakan Hans."

" Oh God, dunia sempit sekali. Baiklah kita harus membawanya segera sayang, sepertinya dia terluka parah," ucap panik laki laki tersebut, kemudian mereka membawa tubuh Hendrick yang diambang pintu kematian tersebut kerumah mereka untuk dirawat.

______

Hendrick bangun dengan kepala yang amat pening, rasanya kepalanya dihujam beribu pisau. Benar benar menyiksa.

Ditatapnya sisi sebelah kanan tubuhnya, terdapat sebuah meja yang diatasnya terdapat minuman bewarna coklat bening, dibenak Hendrick mungkin itu teh.

Dengan susah payah dia merubah posisi untuk duduk dan bersandar di kepala dipan, tangannya yang sedikit kaku ia usahakan mengambil segelas teh tersebut lalu menyuakannya kepada mulutnya yang terasa amat kering.

Prang!!!

"Arghhh, rasanya pahit sekali," ujar hendrick, terkejut mendapati minuman tersebut berasa sangat pahit. Tanpa sengaja ia menjatuhkan cangkir tersebut membuat kaca berserakan di atas ubin berwarna putih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Di Langit Hindia BelandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang