𝗦𝗶𝘅𝘁𝗲𝗲𝗻。

1.9K 297 28
                                    

Semua meja di kantin sudah ditempati. Tidak ada satupun yang tersisa. Netra hijaunya mencoba mencari-cari lagi meja yang kosong untuknya seorang.

Tapi tak ada. Karena tak sengaja melihat Hinata dan Naruto di meja tengah, Sakura memutuskan ke sana.

Biarkan saja jika ia nantinya jadi nyamuk. Yang penting dirinya bisa makan pop mie hingga kenyang.

Hinata yang mengetahui Sakura mengambil duduk di dekatnya tersenyum lebar. Tapi itu hanya sebentar lalu digantikan dengan ekspresi bingung.

Pasalnya hari ini Sakura terlihat sangat lesu. Senyumnya tadi bahkan tidak dibalas.

"Lo kenapa deh?"

Tanpa menoleh Sakura menggeleng pelan.

"Kucel amat mukanya, ada masalah?"

Masih fokus pada mie-nya Sakura menggeleng pelan lagi.

"Cerita aja, sini gue dengerin."

"Gue sedih..." lirih Sakura.

Hinata dan Naruto saling pandang. Dari tatapannya Naruto seolah bertanya kenapa, dan mendapat gelengan kepala dari Hinata.

"Sedih kenapa?" tanya Naruto.

"Dia gak ngirim gue sticky notes lagi." Sakura menjawab dengan lesu.

Naruto yang memang tidak paham hanya diam saja. Membiarkan Hinata yang bertanya.

"Lo udah tau orangnya?"

"Belum."

"Cari tau lah, sapa tau pengagum rahasia lo itu ganteng." Hinata menyenggol lengan Sakura untuk menggoda gadis itu.

"Gue bingung, gimana nyarinya."

"Sakura punya pengangum rahasia? Gila gila gila!" Naruto berseru heboh.

Sakura melirik pacar Hinata itu dengan sebal. "Diem lo njir."

"Kalo nanti udah tau entar kenalin ke gue ya, Ra. Penasaran gue gimana mukanya," ujar Naruto dengan cengiran khas yang dimilikinya.

"Diem lo bangke. Boro-boro mau kenalin ke lo, orangnya aja gue gak tau." Sakura meringis kecil di akhir katanya.

"Sabar, ga lama lagi lo pasti tau," ucap Hinata tak lupa gadis itu mengangkat kedua tangannya yang terkepal di depan wajah Sakura. "Semangat pokoknya!"

Sakura hanya mengangguk kecil menanggapinya.

Kemudian Sakura menoleh pada Naruto. "Gue baru liat lo di kantin, kemana aja lo selama ini. Oh jangan-jangan selingkuh ya?"

"Huss gak boleh ngomong gitu. Gue ini setia orangnya."

"Hilih." Sakura mencibirnya.

"Biasa Ra, kalo ada temennya gak mau ke kantin. Katanya dua hari yang lalu ditambah hari ini temennya gak masuk, entah siapa itu temennya." Hinata berujar dengan melirik sebal Naruto.

"Cowok beb cowok. Temen sd gue," jawab Naruto.

"Dua hari ini gak masuk gegara ibunya masuk rumah sakit," lanjutnya lagi.

Sakura tersenyum kecut, tiba-tiba saja ia teringat ibunya yang pindah ke rumah selingkuhannya pagi kemarin.

"Semoga cepet sembuh ya ibu temen lo." Sakura berucap dengan tulus disertai senyum tipisnya.

✉ ✉ ✉

Bel pulang sudah berbunyi, itu adalah bel yang paling disenangi oleh setiap murid. Berbeda dengan Sakura, ia tidak menyukainya.

Menurutnya lebih enak di sekolah dibandingkan rumah. Ayahnya sibuk kerja untuk mengalihkan pikirannya dari ibu. Sakura merasa dilupakan begitu saja.

Tidak mungkin ia akan terus mengungsi di rumah Sasori.

Dengan sedikit harapan Sakura membuka lokernya. Berharap doanya terkabul.

Harapan hanya harapan. Tidak ada sticky note lagi untuknya. Sekarang ini Sakura merasa benar-benar sendiri.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Gue kangen
Lo ngerti gak sih arti kata kangen?!
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Setelah itu ia menempelkan sticky note itu dan menutup dengan kasar pintu lokernya.

"Gue kesepian..." lirihnya.

" lirihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sticky notes ✓ | sasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang