𝗙𝗼𝗿𝘁𝘆 𝗙𝗼𝘂𝗿。

1K 178 2
                                    

Jadi...

Sakura ternyata menyukainya, bukan Sasori yang ia sukai.

Sasuke sangat senang, sangat sangat senang. Sekaligus sedih.

Kenapa keadaannya bisa jadi begini Sasuke sungguh tak menyangka. Ia tak menyangka Sakura akan menyukainya dan ia juga tak menyangka Sakura akan pindah rumah.

Perasaannya capur aduk. Sekarang sudah pukul tiga sore yang akhirnya satu jam lagi Sakura pergi. Barang-barang di rumahnya bahkan sudah di bereskan dan akan dibawa mobil untuk dipindahkan dirumah baru.

Drrtt drrtt

Merasakan ada getaran disakunya, Sasuke mengambil beda pipih tersebut.

"Halo, bun?"

"Nanti jadikan jenguk bunda, mau sekalian nginep juga gak? Besok 'kan hari minggu."

"Iya, mau nginep juga."

"Yasudah kalo begitu bunda tutupnya, bunda mau istirahat."

"Iya istirahat yang banyak bunda, biar cepet sembuh. Dah~"

Panggilan terputus.

Sasuke menatap sekali lagi rumah Sakura kemudian ia menghela napas panjang.

✉ ✉ ✉

"Udah gak ada yang ketinggalan lagi?"

"Nggak ada."

"Ini kertas-kertas yang ada di kamarmu mau disimpen atau nggak? Kalo nggak bakal ayah buang."

"Kertas?" guman Sakura. "Ehhh jangan yah, jangan dibuang!!"

Sakura yang semula duduk merapihkan barangnya berdiri menghampiri sang ayah untuk mengambil kertas-kertas miliknya.

Itu sebenarnya bukan kertas sembarangan. Itu sticky notes dari secret admirer-nya dulu.

Sakura memandangi satu persatu sticky note itu. Mulai dari yang awal.

⌜             ⌝

Hai!
Mulai sekarang gue bakal
terus kasih lo sticky notes
Gue harap gak lo buang ya
⌞               ⌟

Lalu lanjut lagi yang paling bisa membuatnya tersenyum

⌜              ⌝

Ra, gak bagus begadang itu
Lain kali jangan begadang
nonton film
Ntar telat berangkat sekolahnya

Lo pasti bisa ngehadapi semuanya
Lo cewek yang kuat

                                    -S.

⌞               ⌟

Dan tentu masih banyak lagi. Sakura rindu saat-saat itu.

✉ ✉ ✉

04.00 PM

"Sasuke lo nangis?"

Sasuke mengusap mata yang ternyata memang ada air mata di sana. "Gak nangis, tadi gue abis motong bawang, lagi masak."

"Ohh..."

"Sakura, ayo cepet!!"

"Iya!!" balas Sakura pada ayahnya yang sudah tak sabar.

Sakura kembali menaruh atensinya pada Sasuke. Ia tak bisa memikirkan kata-kata perpisahan yang harus disampaikan. Sakura ingin selalu berkomunikasi dengan Sasuke.

Eh tunggu!

Berkomunikasi!

Benar juga, seharusnya sejak dulu Sakura meminta nomor telepon Sasuke.

"Sasuke, mau tukar nomor WA? atau id line atau apa yang lain. Gue pengen bisa ngehubungi lo."

"Boleh, dulu pake sticky notes sekarang chattingan. Seenggaknya ada peningkatan." Sasuke berujar sembari mengeluarkan ponselnya.

Sedangkan Sakura tersenyum simpul.

sticky notes ✓ | sasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang