𝗧𝗵𝗶𝗿𝘁𝘆 𝗦𝗶𝘅。

1.5K 225 18
                                    

Sekarang, tepat di mana jarum jam menunjuk pukul empat petang. Sakura menunggu Sasori datang.

Taruna tersebut bilang akan membeli minuman. Dan setelahnya ingin bersantai di taman.

Sebelumnya mereka memang ingin menonton film bersama. Namun filmnya akan mulai pukul lima.

"Hmm menurut gue ga usah ke taman, kita keliling mall aja. Ribet ntar bolak balik."

Sakura berucap saat Sasori sudah menghadap, dengan minuman yang dipesannya.

Tangan Sasori terulur memberi satu botol yang langsung diterima sang empu. Lalu setelahnya Sasori mengangguk.

"Yaudah deh, ayo keliling mall aja."

Sakura tersenyum tipis. Dilanjutkan mereka jalan beriringan dengan jarak yang mulai mengikis.

"Sebenernya ada yang mau gue omongin, makanya ngajak ke taman. Tapi setelah dipikir lagi, terlalu cepet."

Sakura mencureng, sungguh tak mengerti apa yang dimaksud. Otaknya berputar mencari tanggapan yang tepat.

"Oh mau curhat lagi ya? Gue gak tau rasanya putus, tapi kayaknya rasanya sakit. Lupain pelan-pelan ya, bang."

Sakura mengelus punggung Sasori dengan pelan. Setelahnya membuka botol minum tersebut dan menghabiskan setengah isinya.

Sedangkan Sasori hanya menipiskan bibir sembari memperhatikan.

✉ ✉ ✉

Di tempat dan waktu yang sama. Dua makhluk Tuhan berjalan berdampingan. Mereka sepasang sahabat, yang sempat terpisah oleh jarak dahulu.

Yang satunya tengah mengoceh tiada henti. Pahadal yang satunya lagi lelah mendengar.

"Kuping gue panas banget," ujarnya atau lebih tepat menghentikan ocehan.

Naruto menghentikan langkah, berbalik ke samping seraya tangan bersedekap. "Gue udah baik hati ngasih lo saran. Malah gini tanggapan lo, mubazir doang air liur gue."

"Langsung aja keintinya, saran lo kebanyakan bacotnya."

Naruto mengelus dada sabar. "Untung temen astaga..."

"Pertama bilang dulu sama gue, siapa cewek yang lo suka?" tanyanya.

Sasuke melirik sekilas. "Nanti bakal gue kasih tau."

"Gitu amat sama sahabat sehidup semati."

"Palak bapak kau sehidup semati. Udah buruan, kasih saran dong. Atau ceritain aja gimana lo nembak Hinata waktu itu."

Naruto menggaruk pipinya pelan, kemudian membasahi bibir bawahnya. "Gak usah deh, malu gue hehe. Lo mau nembak cewek tinggal jedor aja elahh, ribet amat."

Decakan kesal keluar dari mulut Sasuke. "Gak semudah itu ferguso. Tiap deketan sama dia jantung gue marathon mulu, mulut jadi kaku gabisa ngomong."

"Lah bisa lebay juga lo," responnya.

"Kasih tau gue, cara mastiin kalo cewek suka atau ga suka sama kita gimana?"

"Mana gue tau, kan gue bukan cewek. Tanya dong sama cewek, ntar deh gue tanya Hinata— eh tapi gue lagi berantem. Gue nanya gitu ujung-ujungnya ditabok."

sticky notes ✓ | sasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang