Part 9

15K 1.2K 144
                                    

June 4th 2020

Warning!
Part ini berisi cerita 21+
Jika belum cukup umur dan tetap nekat membaca, tanggung resikonya sendiri.

•••

Kini Jeongguk dan Jimin berdiri berhadapan di dalam kamar dengan sama-sama mengenakan bathrobe. Itu keduanya baru saja mandi setelah sebelumnya melakukan makan malam. Jeongguk menarik tubuh Jimin lebih mendekat ke arahnya. Perlahan Jeongguk melepaskan bathrobe yang dikenakan Jimin hingga istrinya itu telanjang bulat.

Dada Jimin bergemuruh, ada rasa takut dan penasaran yang bergelut dalam dirinya. Rasa takut karena ini adalah pertama kalinya ia berhubungan intim. Serta rasa penasaran akan bagaimana rasanya?

"Kau gugup?" tangan kekar Jeongguk membelai wajah cantik Jimin. Perlahan tangannya semakin turun dan bertengger di pinggang ramping istrinya.

"Kenapa diam saja?" Jeongguk mendekatkan wajahnya dengan wajah Jimin hingga hidung keduanya bersentuhan. Jangan lupakan bibir tipis Jeongguk dan bibir tebal Jimin juga bersentuhan hingga menimbulkan rasa geli untuk keduanya. Jarak yang sangat dekat itu membuat mereka berdua bisa merasakan nafas satu sama lain.

"Jimin?"

"Jangan sakiti aku" hanya tiga kalimat itu yang keluar dari mulut Jimin. Lantas ia memejamkan matanya.

"Buka matamu dan tatap aku. Jangan buat aku mengulangi perkataanku" ucap Jeongguk secara tegas dan mendominasi. Jimin pun tak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah suaminya.

"Lepaskan bathrobe yang ku kenakan" perintah Jeongguk dan Jimin lagi-lagi melakukan perintah suaminya.

Saat ini keduanya sama-sama telanjang bulat. Jeongguk tak mau berbasa-basi lebih lama sehingga ia segera meraup bibir Jimin untuk dilumat. Kedua tangan lelaki bermarga Jeon itu juga langsung meremas pantat Jimin hingga istrinya melenguh pelan.

"Balas lumatanku" bisik Jeongguk tepat di telinga Jimin karena istrinya itu yang terlalu pasif tak mau membalas lumatannya sama sekali.

"Diamlah, lakukan sesukamu pada tubuhku" balas Jimin dengan frustasi. Saat ini libido lelaki bermarga Park itu sudah sangat tinggi sehingga ia mati-matian untuk menahan nafsunya. Ia terlalu gengsi jika menunjukkan keinginannya untuk disentuh lebih.

Jeongguk menyeringai. Ia bisa menyadari bahwa Jimin sudah sangat horny dengan wajah yang memerah. Bahkan, penis lelaki Park di depannya itu sudah menegang.

"Eungh" Jimin melenguh cukup keras ketika penisnya dan penis suaminya saling bergesekan.

"Mendesahlah, jangan malu-malu" goda Jeongguk. Jeongguk segera mendorong tubuh Jimin hingga berbaring di atas kasur. Setelah itu ia menindih tubuh Jimin dengan dirinya melakukan pose push up.

"Ketika aku menciummu, balas ciumanku. Jika tak kau lakukan, kupastikan aku akan berbuat kasar padamu, Jeon's" perintah Jeongguk mutlak pada Jimin. Setelah itu Jeongguk kembali melumat bibir tebal istrinya. Bunyi kecipak karena pergulatan mulut dua sejoli itu mendominasi kamar karena Jimin yang akhirnya membalas lumatan Jeongguk.

"Unghh" Jimin melenguh ketika tangan kekar Jeongguk memelintir putingnya bahkan sesekali suaminya itu meremas dadanya. Penis keduanya di bawah sana juga semakin bergesekan hingga mereka berdua saling mendesah nikmat.

Beberapa detik kemudian, Jeongguk menghentikan ciumannya bersama Jimin. Ia menurunkan ciumannya ke area leher serta dada bagian atas Jimim hingga menjadi kissmark. Setelah itu mulutnya ia gunakan untuk meraup tonjolan kecil di dada Jimin hingga sang empu lagi-lagi melenguh.

The Second One [ KookMin ] ; END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang