Part 33

11.1K 1K 215
                                    

July 31st 2020

.

.

Selamat membaca :)
Jangan lupa vote, comment dan follow ya♥

Kalau ada kesalahan pengetikkan, tolong dikoreksi biar nanti aku edit♥

❗Warning❗
Berisi adegan kekerasan.

.

.

.

_______

Jimin sedang di depan rumah untuk mengantar Chanyeol yang akan bergegas pergi ke pelabuhan. Raut wajahnya memancarkan kekhawatiran, bukan hanya khawatir akan keselamatan Chanyeol namun juga Jeongguk. Meskipun Jimin membenci Jeongguk, namun jauh di lubuk hatinya, ia masih peduli pada suaminya.

“Jimin-ah?” Chanyeol melayangkan telapak tangannya di depan Jimin yang sedang melamun. “Dongsaeng-ah?” panggil Chanyeol sekali lagi pada adiknya yang tak kunjung tersadar dari lamunan.

“E-eh, i-iya, hyung?” Jimin tergagap ketika menyadari bahwa dirinya dipergoki sedang melamun oleh Chanyeol. Sementara Chanyeol nampak menghela nafas panjang dan tangannya terulur untuk membelai wajah adiknya, “Katakan pada hyung mengenai kekhawatiranmu.”

Gelengan kepala yang pelan serta senyuman teduh Jimin berikan. “Aku tak mengkhawatirkan apapun karena aku yakin, hyung pasti akan baik-baik saja. Berjanjilah untuk pulang dengan selamat, hyung” tenang Jimin sembari mengelus lengan Chanyeol. Chanyeol tersenyum dan mengusap surai Jimin dengan gemas.

“Jimin-ah, jika kau ingin aku berhenti, katakan sekarang. Sebelum terlambat”

Kerutan di kening Jimin langsung terlihat seusai mendengar pernyataan Chanyeol.

“Untuk apa berhenti, hyung? Kau sudah mempersiapkan sejauh ini. Kau juga ingin membalaskan dendam appa. Lalu mengapa harus berhenti?”

“Ini mengenai suamimu, si Jeon itu. Aku tahu, kau pasti juga mengkhawatirkan dia. Katakan padaku untuk berhenti atau melanjutkannya? Aku akan menuruti kata-katamu”

Jimin seketika menautkan kedua tangannya. Ia menundukkan kepalanya dan menggigit bibir dalamnya. Ia gugup sekaligus khawatir dan Chanyeol tentu saja menyadari itu.

“Jimin-ah?” Jimin yang mendengar kakaknya memanggilnya lagi lantas mendongakkan kepalanya.

“Berangkatlah, hyung. Pastikan kau baik-baik saja”

“Kau yakin? Bahkan jika aku membunuh Jeongguk, kau tak akan marah padaku?”

Mendengar pernyataan bahwa Chanyeol akan membunuh Jeongguk sontak saja membuat dada Jimin terasa sakit bagaikan baru saja dilempar tombak. Namun ia berusaha meyakinkan dirinya untuk tak menghalangi langkah kakaknya. Ia sendiri juga berusaha semaksimal mungkin agar tak goyah akan tujuannya.

Hyung, kembalilah dengan selamat. Kau harus kembali dengan selamat untuk aku dan baby Kkyu. Berjanjilah padaku pada satu hal ini. Hanya itu yang bisa aku katakan. Berangkatlah”

“Baiklah, karena kau tak menghalangi aku sama sekali, jadi aku akan tetap pada pendirianku, Jimin-ah

Jimin tersenyum dan mengangguk pelan. Ia menarik tangan Chanyeol dan meletakkan telapak tangan kakaknya itu pada perut buncitnya. “Chanyeol samchoon, kembalilah ke rumah jika urusanmu sudah selesai, ya?” Jimin berucap dengan suara seperti anak kecil, seolah-olah yang berbicara adalah Kkyu.

The Second One [ KookMin ] ; END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang