Part 27

10.8K 1K 97
                                    

July 2nd 2020

.

.

Selamat membaca! :)

Kalau ada typo, tolong ingetin :)💕

.

.

.

•••

Malam ini Hoseok nampak gelisah. Ia saat ini berada di kamarnya sendirian, sementara Namjoon tetap berjaga di ruang tengah mansion milik Jimin. Namjoon memang menyuruh Hoseok istirahat di kamar mereka sementara ia berjaga bersama penjaga lainnya.

“Kenapa aku tak bisa tidur? Aish” Hoseok mendesah kasar. Ia melihat jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, namun ia masih saja terjaga. Akhirnya Hoseok memilih keluar kamat untuk menyusul kekasihnya yang ada di ruang tengah.

Moon” Hoseok menghambur ke pelukan Namjoon. Sementara Namjoon heran dengan kekasihnya yang ternyata belum tidur. “Sun, kenapa kau belum juga tidur? Ini sudah malam” Namjoon mengelus rambut hingga punggung kekasihnya dengan sayang.

“Aku tak bisa tidur. Aku merasa gelisah, Moon” rengek manja Hoseok pada Namjoon. “Ada apa, ya? Apa Jeongguk jatuh ke tengah samudera seperti yang dikatakan Jimin tadi siang?” Hoseok mendongak untuk menatap wajah kekasihnya yang tinggi. Namun sedetik kemudian ia dihadiahi sentilan pelan pada dahinya dari Namjoon. “Jaga bicaramu, sayang. Kau ini ada-ada saja” respon Namjoon dan Hoseok hanya mendengus pelan.

Setelah itu keduanya memilih cuddle di sofa ruang tengah. Namun beberapa menit kemudian, mereka mendengar suara keributan orang berkelahi dan tembakan senjata. Sontak saja Namjoon dan Hoseok berdiri.

“Namjoon-ah, ada apa?” tanya Hoseok panik.

“Sebentar sayang, aku akan keluar. Kau disinilah dulu dan siap-siap senjata untuk berjaga jika ada hal yang tak kita inginkan” Namjoon segera berjalan keluar namun di pintu rumah sudah ada segerombol orang mengenakan pakaian serba hitam disertai topeng wajah.

“Siapa kalian? Berani-beraninya membuat ulah?” bentak Namjoon dan mengacungkan pistolnya.

“Haha, para penjaga di depan sudah ada yang kami bunuh dan sisanya babak belur. Tinggal berapa penjaga di dalam sini ya?” kekeh orang dengan postur tinggi yang Namjoon perkirakan bahwa orang itu adalah pemimpinnya.

“Brengsek!” Namjoon mulai maju menghadapi beberapa orang perusuh di depannya. Di belakang Namjoon sudah ada beberapa anak buahnya yang juga ikut bertarung melawan komplotan perusuh.

“Hoseok-ah, pergi ke kamar tuan Jimin!” teriak Namjoon pada kekasihnya dan Hoseok dengan sigap berlari untuk naik ke lantai atas dimana kamar Jimin berada.

Sesampainya di lorong lantai atas, Hoseok terkejut bahwa disana sudah ada para penjaga yang tergeletak tak sadarkan diri. Sepertinya para penjaga itu hanya pingsan mengingat tak ada tanda-tanda luka serius seperti berdarah di tubuh mereka. Hoseok nampak panik dan berlari kencang menuju ke kamar Jimin. Sesampainya di kamar, Hoseok lega karena Jimin berdiri di tengah pintu dengan keadaan baik-baik saja. Namun ia nampak mengerutkan keningnya ketika ada beberapa lelaki berpakaian serba hitam di belakang Jimin.

Hoseok panik dan menunjuk ke arah para lelaki di belakang Jimin, “T-tuan Jimin. Minggirlah, di belakangmu ada-”

“Hoseok hyung, aku ingin pergi dari sini. Jadi jangan halangi aku” ucap Jimin dengan nada dinginnya. “Aku tak ingin kau terluka, jadi jangan menghalangiku sekarang” lanjutnya.

The Second One [ KookMin ] ; END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang