Part 10

14.9K 1.2K 174
                                    

June 8th 2020

Ini masih agak manis-manis love-hate relationship kookmin kok. Konfliknya belum parah-parah banget👌Enjoy reading❤

•••

Semenjak terakhir kali peristiwa Jimin ditampar oleh suaminya karena nekat bekerja seminggu yang lalu, lelaki bermarga Park itu kembali murung dan hanya berdiam di kamar seperti sebelum-sebelumnya. Untungnya, skripsinya sebentar lagi akan selesai dan hanya tinggal sekali dua kali bimbingan, Jimin bisa melaksanakan sidang.

"Tuan, waktunya makan siang" ingat Hoseok pada istri muda bosnya yang sedang duduk termenung di balkon kamar.

Jimin pun berdiri dari duduknya dan bergegas turun ke ruang makan. Seperti biasanya ia makan siang sendiri dan hanya ditemani para bodyguard serta maid yang ada di sekelilingnya.

"Aku hidup seperti tahanan saja" pikir Jimin disela-sela aktivitas makan siangnya.

Beberapa menit kemudian, Jimin menyelesaikan makan siangnya.

"Siapkan bahan-bahan kue. Aku ingin membuat kue" ucap Jimin para para pelayan.

"Tapi tidakkah sebaiknya kami belikan atau buatkan saja?" tanya pelayan Jo yang merupakan ketua pelayan di mansion Jimin.

"Tidak, aku ingin membuatnya sendiri. Segera siapkan bahan dan alatnya" jawab Jimin.

Entah, tiba-tiba saja Jimin ingin membuat kue. Sudah lama sekali ia tak membuat kue. Terakhir kali ia membuat kue adalah bersama mendiang ibunya. Saat itu ia membuat kue matcha kesukaan mendiang ayahnya. Mengingat semua kenangannya bersama mendiang kedua orangtuanya membuat Jimin tersenyum miris.

"Tuan Jimin, ternyata anda bisa membuat kue?" tanya Hoseok dengan suara riangnya. Ia senantiasa menemani tuannya itu, sementara Namjoon ada di depan rumah untuk berjaga.

"Ya, aku tidak hanya membuat kue, namun aku juga bisa memasak" balas Jimin. Lelaki berparas cantik itu nampak memecahkan telur-telur yang telah disiapkan oleh pelayan sebelumnya ke dalam baskom.

"Woah, benar-benar istri idaman" pekik lelaki bermarga Jung di samping Jimin.

Jimin terkekeh dan menggeleng pelan disela-sela aktivitasnya membuat kue, "Aku laki-laki, Jung"

Hoseok meringis, "Hehe maafkan aku, tuan"

"Tak apa. Aku mengerti, hyung" ucap Jimin.

Jimin nampak senang dan lihai dalam membuat kue. Ia membuat kue rasa tiramisu kesukaannya dengan porsi yang banyak mengingat dirinya ingin membagikan pada orang-orang yang ada di rumahnya juga. Meskipun Jimin meracik kue sendiri, namun prosesnya dibantu oleh para maid. Butuh waktu kurang lebih 3 jam bagi Jimin untuk membuat kue hingga matang.

"Nah, Hoseok hyung. Cobalah dulu, bagaimana rasanya?" Jimin memotong kecil kue tiramisunya dan memberikan kepada penjaga yang sudah sangat akrab padanya.

Seminggu yang lalu ketika Jeongguk marah besar padanya, Jimin merasa bersalah kepada Hoseok dan Namjoon karena gara-gara dia, suaminya memarahi dua penjaganya habis-habisan.

"Wah, enak sekali tuan" pekik Hoseok setelah ia menyuapkan sesendok kue tiramisu buatan Jimin di dalam mulutnya.

"Bagaimana? Pas? Terlalu manis atau terlalu pahit? Katakan padaku" tanya Jimin yang begitu penasaran karena ia belum merasakan kue buatannya.

"Menurutku ini sangat pas. Tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit. Luar biasa sekali, tuan" puji Hoseok.

Jimin nampak senang atas pujian Hoseok. Setelah itu ia memotong kue untuknya sendiri dan memakannya.

The Second One [ KookMin ] ; END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang