Part 37

16.3K 1.2K 400
                                    

12th August 2020



Selamat membaca. Mohon beri apresiasinya melalui follow, vote dan comment. Terimakasih ^^

Kalau ada typo tolong diingetin ya^^

_______

     Jimin semakin kesal ketika Jeongguk berjalan ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan namun baginya itu terlalu angkuh dan meremehkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jimin semakin kesal ketika Jeongguk berjalan ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan namun baginya itu terlalu angkuh dan meremehkannya. Jimin bangkit dari berbaringnya sehingga kini posisinya menjadi duduk di atas kasur. Ia melempar bantal dan guling yang ada di sampingnya ke arah suaminya yang masih berusaha mendekat padanya.

"Pergi! Hiks pergi! Aku membencimu!" dengan nafas tersengal-sengal serta air mata yang mengalir deras, Jimin masih berteriak marah pada Jeongguk. Ia menangis kencang ketika perutnya terasa sakit karena tendangan baby Kkyu yang semakin keras. Jimin meringis kesakitan sembari memegangi perutnya. Ia kesal ketika putranya yang ada di dalam perutnya menyiksanya seperti itu.

"Tinggalkan kami berdua, hyung," dengan tatapan yang masih lurus memandang Jimin, Jeongguk membuka suara dan meminta Chanyeol agar pergi dari kamar istrinya.

"Tinggalkan kami berdua. Aku yang akan menenangkan istriku. Dia hanya mengalami kontraksi kecil seperti biasanya. Jangan khawatir, aku tak akan menyakitinya," pinta Jeongguk sekali lagi dengan menoleh ke arah Chanyeol agar kakak iparnya itu mengerti. Tanpa menjawab ucapan Jeongguk, akhirnya Chanyeol keluar dari kamar Jimin dengan mengajak para maid. Kini kamar itu hanya menyisakan Jimin dan Jeongguk. Jimin masih menangis sesenggukan dan berteriak meminta Jeongguk pergi. Namun Jeongguk dengan santainya melepaskan jaket yang ia kenakan, setelah itu ia naik ke atas kasur untuk merengkuh tubuh Jimin dalam pelukannya.

"P-pergi hiks a-aku m-memb-bencimu hiks," Jimin berucap terbata-bata karena ia sesenggukan parah. Meskipun lisannya berkata demikian, namun tubuh Jimin berkata lain. Ia mengeratkan pelukannya pada Jeongguk yang memeluknya.

"Sst. Aku disini, sayang. Tenang lah. Jangan menangis lagi," tenang Jeongguk dengan suara selembut mungkin. Tangannya mendarat pada perut Jimin dimana calon putranya berada. Tangan kekarnya memberikan elusan pelan agar baby Kkyu sekaligus Jimin menjadi tenang. Jeongguk menyingkap surai Jimin yang menutupi dahi agar tak semakin gerah dan berkeringat karena terlalu lama menangis. Jeongguk mengecup lama kening Jimin. Tangan kanannya masih aktif mengelus perut Jimin, sementara tangan yang sebelah kiri ia gunakan untuk mengusap surai istrinya.

"Jangan menangis lagi sayang, ada aku disini. Ssh, tenang lah," bisik Jeongguk di telinga Jimin. Setelah itu ia melumat telinga Jimin.

 Setelah itu ia melumat telinga Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Second One [ KookMin ] ; END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang