Part 7

14.9K 1.2K 313
                                    

June 1st 2020

Disini gak ada Jeon Jimin ya. Soalnya di Korea, marga perempuan (uke kalo di fiksi boys love) gak berubah ketika dia nikah sama laki-laki lain (seme kalo dalam dunia fiksi boys love). Enjoy reading!

•••

Seusai melakukan pemberkatan, Jeongguk dan Jimin turun untuk menghampiri Nyonya Park serta Yeri. Yeri yang melihat suaminya menghampirinya segera bergelayut manja di lengan Jeongguk.

“Sayang, ayo pulang!” ajak Yeri kepada Jeongguk.

“Sebentar, aku ingin memberi salam kepada eomonim dulu” Jeongguk melepaskan tangan Yeri yang memegang lengannya. Setelah itu ia membungkuk memberikan salam ke arah Nyonya Park.

“Mohon maaf saya baru sempat memberikan salam kepada anda” ucap Jeongguk dengan sopan di depan ibu dari istri mudanya.

“Iya, tak apa tuan muda Jeon. Mohon rawat dan lindungi putra saya dengan baik” balas Nyonya Park.

“APA? MOHON RAWAT-” teriakan Yeri terhenti ketika Jeongguk mencengkeram pergelangan tangannya.

“Sayang, lebih baik kau menunggu di mobil saja. Setelah itu kita pulang. Biarkan aku berbicara kepada eomonim sebentar saja” ucap Jeongguk dingin karena ia kesal dengan tingkah tak sopan istri tuanya.

Yeri melihat raut wajahnya yang merah padam, tersirat akan kekesalan. Sehingga mau tak mau pun perempuan bermarga Kim itu segera meninggalkan area gereja untuk menuju ke mobil.

Selepas kepergian Yeri, Jeongguk kembali membungkuk ke arah Nyonya Park.

“Mohon maaf atas perlakuan tak sopan istri saya, eomonim

“Tak apa tuan muda Jeon. Saya memakluminya” balas Nyonya Park dengan tersenyum tulus.

“Terimakasih. Oh ya, mohon jangan memanggil saya tuan muda, karena saya menantu anda. Cukup panggil nama saya saja” Nyonya Park mengangguki permintaan menantunya.

Ketika sudah dirasa cukup untuk sesi mengucapkan salam, Jeongguk segera berpamitan dari hadapan Jimin dan Nyonya Park mengingat Yeri sudah menunggunya untuk pulang.

“Besok lusa aku akan mengunjungimu. Persiapkan dirimu. Kita akan tidur di hotel” bisik Jeongguk pelan di telinga Jimin sebelum ia benar-benar keluar dari gereja. Sementara Jimin hanya mengangguk pelan. Ia memandangi kepergian Jeongguk sembari meremat ujung jasnya.

Nyonya Park yang melihat tingkah Jimin segera untuk menggenggam tangan putranya, “Jangan gugup sayang. Tenanglah. Kau akan baik-baik saja.”

“Hm, terimakasih eomma. Aku menyayangimu” ucap Jimin sembari memeluk ibunya dengan erat. Setelah itu keduanya memilih pulang ke rumah mereka.

•••


Sesampainya di rumah, tiba-tiba dada Nyonya Park merasa sesak. Ia memegangi dadanya dan nafasnya yang tersendat-sendat. Sepertinya penyakit jantungnya sedang kambuh.

E-eomma, kenapa? Apa yang sakit?”

“J-jimin s-sakit” setelah mengatakan itu, Nyonya Park seketika tak sadarkan diri.

“EOMMA!” Jimin panik. Ia segera memanggil pengawal untuk membantunya membawa ibunya ke rumah sakit.

Ketika berada di dalam ambulance untuk menuju ke rumah sakit, Jimin menangis terus-terusan memegangi tangan ibunya.

“Hiks eomma, sadarlah. Kumohon” lelaki bermarga Park itu terus-terusan menangis karena ibunya tak kunjung sadarkan diri.

“J-jeongguk, aku butuh Jeongguk” Jimin meraih ponselnya dan menghubungi nomor suaminya.

The Second One [ KookMin ] ; END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang