Part 12

14.9K 1.2K 163
                                    

June 11th 2020


Jangan lupa vommentnya ya guys :)
Happy reading! :)

•••


Tidur pulas Jimin terusik karena mentari pagi menyapa wajahnya yang menghadap ke arah jendela kamar. Suara kicauan burung-burung yang bersahutan pun juga membuat lelaki bermarga Park itu semakin tak bisa melanjutkan tidurnya kembali. Padahal, ia sangat ingin tidur lagi mengingat dirinya masih lelah setelah semalam dihajar habis-habisan oleh Jeongguk.

Kemarin sore setelah Jimin dan Jeongguk selesai bercinta, mereka memang tertidur namun bangun saat makan malam. Setelah melakukan makan malam pukul 8, Jeongguk kembali menjamah tubuh Jimin hingga pukul 2 dini hari. Gila memang, namun Jimin tak memiliki kuasa untuk sekedar menolak jamahan pada tubuhnya dari Jeongguk.

Akhirnya, seperti inilah keadaannya. Badan Jimin rasanya remuk dan lubangnya yang perih. Perutnya terasa penuh akan banyaknya sperma yang disemprotkan oleh suaminya semalam. Belum lagi pantatnya yang masih terasa kebas akibat ditampar berkali-kali oleh tangan kekar Jeongguk. Jimin akui, Jeongguk tidak kasar padanya saat bercinta. Ketika suaminya menampar pipi pantatnya pun tidak terlalu keras dan menimbulkan rasa sakit yang berlebih. Hanya saja, Jimin mengutuk stamina suaminya yang tak gampang habis dalam menjamah tubuhnya.

Ingin sekali rasanya Jimin segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena badannya yang terasa lengket. Namun sayang sekali, tubuhnya masih terperangkap dalam jeratan pelukan Jeongguk. Tangan Jeongguk masih melingkar dengan apik di perut Jimin yang tak terlapisi kain apapun. Oh, mereka berdua memang tertidur telanjang dan hanya menyelimuti tubuh sebatas dada.

Jimin merasakan dengkuran halus Jeongguk yang menyapa indera pendengarannya. Belum lagi deru nafas suaminya itu mengenai punggung dan lehernya. Itu semua berhasil membuat Jimin merinding hebat. Belum lagi pikirannya throwback mengingat segala sesi bercintanya dengan Jeongguk semalam. Sial, Jimin yang sebelumnya memang mengalami morning glory menjadi bertambah tegang.

“Ugh, Jeon Jeongguk. Cepatlah bangun” gumam Jimin dalam hatinya. Bukannya apa, ia ingin segera mengguyurkan badannya dengan air agar segera segar dan mengisi nutrisi pada perutnya yang sudah keroncongan. Sebenarnya ia bisa saja membebaskan dirinya dari jeratan pelukan suaminya, namun ia tak yakin bisa berjalan ke kamar mandi. Ia butuh Jeongguk untuk menggendongnya seharian ini. Ah, syukurlah, ini hari sabtu dan suaminya itu sedang libur.

PLAK

Jimin yang sudah tak bisa bersabar pun memukul lengan Jeongguk hingga suaminya itu melenguh. Awalnya Jimin kira suaminya itu akan segera terbangun, namun nyatanya tidak. Jeongguk malah membalikkan tubuh istrinya yang sebelumnya tidur membelakanginya agar menghadap padanya. Lelaki bermarga Jeon itu membali mendekap erat tubuh Jimin dengan erat hingga wajah istrinya membentur dada bidangnya.

“Sialan, apa kau mati suri?” pekik Jimin dalam hatinya. Sebenarnya ia ingin sekali meneriaki suaminya, namun suaranya terasa serak akibat berteriak dan mendesah tiada henti semalam. Sedetik kemudian Jimin menyeringai tipis, ia menemukan cara agar suaminya segera terbangun. Tak mau berlama-lama, Jimin segera merealisasikan idenya. Ia mendekatkan mulutnya pada dada suaminya dan …

“ADUH!” gotcha. Usaha Jimin berhasil dan ia tersenyum penuh kemenangan. Ia bisa melihat suaminya yang membuka mata dengan lebar dan mengaduh.

“Park Jimin. Apa-apaan kau ini, hah??” bentak Jeongguk pada Jimin. Ia mengaduh sembari mengelus putingnya yang digigit dengan keras oleh istri mudanya.

“Karena kau tak segera bangun! Aku ingin mandi dan sarapan namun badanku kau peluk erat, sialan! Mana bisa aku bangun kalau begitu?” ucap Jimin dengan ketus.

The Second One [ KookMin ] ; END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang