June 19th 2020
⭐
⭐
⭐
⭐Aku update lagi hehe
Bosen gak sih hampir tiap hari update malah kadang sehari bisa sampe 3x?😔 Abisnya aku greget mau ngetik ceritanya terus. Pengen cepet2 selesaiin tapi gak mungkin, soalnya chapternya masih panjang banget bahkan akan ada beberapa bonchaptnya huhu maaf kalo bosen ya? Aku juga lagi on fire ngetik narasi yg banyak abisnya bosen di rumah mulu huhu :(Anyway, happy reading! Jangan lupa pencet tombol follow, vote dan comment!💕
Typo adalah manusiawi, jadi koreksi aja kalo ada typo ya💕
•••
Setelah semalam menginap di rumah sakit, sore ini Jimin sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Jeongguk masih setia menemani istrinya itu dan rela tak berangkat ke kantor maupun markas mafianya. Jeongguk hanya memerintahkan Taehyung dan Mingyu untuk mengurus sementara bisnis-bisnisnya. Sementara Hoseok dan Namjoon tetap setia berada di samping Jimin.
"Karena kau sudah makan dan meminum vitamin, sekarang tidurlah" Jeongguk menarik selimut untuk Jimin hingga sebatas dada, setelah itu ia akan beranjak pergi. Namun belum sempat melangkahkan kaki, tangan mungil Jimin sudah memegang lengan kekarnya yang penuh dengan tatto itu.
Jeongguk membalikkan badannya dan menatap Jimin, "Ada apa?"
"Kau mau kemana?"
"Aku akan merokok di balkon kamar, kenapa?"
"Aku tak suka bau rokok" ucap Jimin dingin dan ketus.
Jeongguk mendengus, "Baiklah kalau begitu, aku akan merokok di bawah, tidurlah"
Jeongguk berusaha melepaskan lengannya dari genggaman Jimin. Namun istrinya itu justru menggenggam lengannya dengan erat tak mau melepaskan.
"Kenapa lagi, Jimin-ah?"
"Temani aku tidur, peluk aku. Jika aku sudah tertidur, kau boleh pergi"
Jeongguk berdecak pelan, istrinya itu kenapa selalu berbasa-basi jika meminta sesuatu? Tidakkah cukup hanya to the point dengan mengatakan 'peluk aku agar tertidur'? Kenapa rasa gengsinya tinggi sekali? Jeongguk yang tak mau berdebat pun lebih memilih langsung naik ke kasur untuk berbaring di samping istrinya.
"Kemarilah" Jeongguk menarik tubuh Jimin untuk mendekat padanya. Kemudian ia menarik kepala Jimin untuk tertidur di dada bidangnya. Sementara itu tangannya merengkuh punggung sempit istrinya.
"Minggu depan aku wisuda" Jimin kembali membuka suara namun matanya sudah terpejam. Tangannya ia lingkarkan di tubuh Jeongguk dengan erat. Ia merutuki dirinya sendiri yang suka dengan bau tubuh Jeongguk. Apakah janinnya terlalu menyukai ayahnya hingga Jimin harus meruntuhkan harga dirinya seperti ini?
"Iya, aku akan menemanimu ke acara wisudamu pada hari itu" respon Jeongguk dengan tangannya yang aktif mengelus surai hitam dan punggung sempit Jimin secara bergantian. Ia menyandarkan dagunya pada pucuk kepala Jimin.
"Bagus jika kau sadar mengenai apa yang harus kau lakukan" Jimin kembali berucap dengan ketus.
"Hm, sekarang tidurlah. Aku jadi ikut mengantuk karena kau peluk begini," Jeongguk mengecup pucuk kepala Jimin dan memejamkan matanya. Beberapa saat kamudian, keduanya benar-benar tertidur dengan damai pada sore itu.
•••
Seminggu kemudian
Ini adalah hari wisuda Jimin. Itu artinya lelaki bermarga Park tersebut sudah resmi menjadi Sarjana Ekonomi mengingat Jimin mengambil program studi Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pagi-pagi sekali, Jimin sudah bersiap. Ia memakai kemeja, jas dan celana serba hitam. Rambutnya ia warnai temporary dengan warna semi abu-abu. Sementara ia makai riasan wajah yang tipis atau tak terlalu mencolok.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second One [ KookMin ] ; END ✓
Fanfiction[ Kookmin - GgukMin ] Park Jimin terpaksa harus rela dijadikan yang kedua oleh seorang pengusaha sekaligus mafia paling kuat di Korea, Jeon Jeongguk. Note: 🌺Boy x Boy! 🌺Jungkook SEME, Jimin UKE 🌺M-Preg, missgendering 🌺Mature 21+ 🌺Homophobic? Go...