#9

997 115 5
                                    

The king and Hime
.
.
.
.
Naruto adalah milik Masashi Kishimoto
.
.
.
.
.

Chapter 9

Siang ini Hinata memiliki janji dengan salah satu teman kakak nya yang juga merupakan sekretaris CEO di perusahaan yang bekerja sama dengan nya beberapa hari ini.

Dia tidak mengira bahwa akan ada saat nya dirinya kembali datang ke kafe yang ada di dekat Uzumaki Corp. Hinata kembali menatap jam tangan nya, sekarang adalah waktu istirahat pegawai dan janji temu mereka.

"Hinata-chan, Konichiwa."

"Tenten-neesan, konichiwa." Hinata mempersilahkan gadis itu untuk duduk.

Tenten tersenyum, "Terakhir aku melihat mu adalah saat kau masih mengenakan seragam SMA. Kau sudah besar sekarang, Hinata-chan"

Hinata tersenyum malu, "Tenten-neesan juga terlihat lebih dewasa dan hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata tersenyum malu, "Tenten-neesan juga terlihat lebih dewasa dan hebat." Dia mengakui bahwa seorang perempuan dewasa dengan pekerjaan yang bagus sangatlah hebat.

Tenten tertawa canggung, "Jadi, soal kakakmu..-"

Air muka gadis bersurai indigo itu berubah. Dia tersenyum miris dan menundukkan kepalanya. "Satu setengah tahun yang lalu, Neji-niisan mengalami kecelakaan."

Ucapan gadis itu membuat Tenten melebarkan matanya terkejut. Dia meremas pakaian nya kuat menahan gejolak perasaan khawatir yang melanda nya sekarang. "B-bagaimana..."

"Nii-san mengalami luka yang parah dan berakhir koma hingga sekarang." Hinata tersenyum kecut. "Itulah alasan kenapa aku yang menghadiri rapat beberapa waktu lalu. Seharusnya, Neji-niisan yang...-"

Grep!

Hinata dikejutkan dengan pelukan dari Tenten. Gadis itu memeluknya dengan erat dari samping. Dia bisa merasakan tubuh Tenten bergetar hebat. Ah, benar, gadis ini memiliki perasaan kepada kakaknya.

"Tenten-neesan." Hinata menenangkan gadis itu.

"B-bolehkah..-" Suara Tenten tercekat, dia sudah terisak di dekapan Hinata. Dia mendongak pelan dan menatap Hinata. "Bolehkah aku menemuinya.."

Hinata tersenyum, "Akan ku antar.."

Gadis bersurai indigo itu membawa Tenten dengan motor bebek nya. Melihat dari bagaimana dia syok sekarang mungkin gadis itu benar-benar melupakan bahwa jam istirahat hampir habis. Dia merasakan genggaman Tenten pada pakaian nya menguat, "Hinata.. aku.."

"Tenanglah, Tenten-neesan."

Mereka sampai di sebuah rumah sakit. Hinata menggandeng tangan Tenten dan membawa masuk. Beberapa perawat yang mengenali nya menyapa nya. Dia sudah terkenal disini sebagai adik dari seorang laki-laki yang sudah koma selama 1 tahun lebih.

Kriet!

Hinata menggeser pintu ruangan kakak nya. "Nii-san, aku datang."

Tenten yang berada di belakang Hinata bisa melihat jelas sosok laki-laki yang terbaring lemah dari balik punggung gadis itu. Tidak ada ucapan dingin dan tatapan datar seperti yang dia kira saat pertemuan nya kembali nanti dengan laki-laki yang sudah mengambil hati nya sejak mereka di SMA. Air mata mengalir deras tanpa dikira oleh Tenten. Dia menutup mulutnya dan berbalik; memunggungi laki-laki itu.

The king and Hime [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang