05

43 4 0
                                    

___
__
_
Exchanged Love

Berangsur-angsur, keadaan di dalam bus mulai sepi. Sudah sekitar dua jam, tetapi mereka baru setengah jalan. Kemungkinan, mereka akan sampai sekitar dua sampai tiga jam, jika tidak macet. Mereka semua lelah. Hanya duduk, makan, ataupun main ponsel dalam bus. Banyak dari mereka yang telah memejamkan mata, mencari kesenangan dalam mimpi. Termasuk Dian. Cewek itu tidur lelap. Sampai, dia tidak merasakan beberapa kali  kepalanya goyah, kesana kemari. Cewek itu duduk di pinggir, dan bangkunya berseberangan dengan Renjun.

Ketika Dian akan terjatuh, dengan cepat dian mengulurkan tangan, menopang kepala Dian agar tidak terjatuh.

Diam-diam Jaemin mengintip. Senyumnya mengembang melihat mereka. Lalu, dia memejamkan matanya kembali.

***

"Buk? " Sooman menepuk pelan wajah Irene beberapa kali. Dia tampak begitu lelap, bersandar pada bahu Sooman. Memang benar, pada awalnya Irene menolak duduk dengannya. Tetapi tidak ada pilihan lain. Tempat duduk yang lain sudah penuh. Jadilah Irene duduk dengan Sooman. Daripada tidak ikut?

Irene menjerjab. Perlahan, nyawanya mulai terkumpul. Dia merentangkan kedua tangan, bermaksud meregangkan otot-otot tubuh. Irene menghentikan aktivitasnya. Tetapi posisi kedua lengannya tak berubah. Netranya menangkap sosok Sehun, yang memandang kearahnya. Irene tersenyum. Tak lama kemudian, senyumnya pudar. Dia mengernyit, ketika Sehun menunjuk-nunjuk kearah samping. Dimana Sooman berada.

Irene tercekat. Melihat Sooman yang menganga, pipinya tak sengaja tertinju. Secepat kilat, Irene merubah ekspresi juga posisi tangannya. Dia berusaha seperti tidak apa-apa. Meski begitu, dia tetap meminta maaf pada Sooman.

"Maaf, pak! " Ucap Irene, tanpa memandang Sooman sedikitpun.

"Gak masalah, buk. Lagian, cuma ibu tonjok di pipi, gak masalah buat saya. Kalau Ibu mau, Ibu bisa pukul hati saya. Kalau perlu ambil sekalian! "

"Bener, ya, pak? SAYA MAU AMBIL HATI BAPAK, MAU SAYA JUAL. LUMAYAN BUAT NAMBAH BELI MAKE UP! " ucap Irene berapi-api. Membuat Sooman mendelik.

***

"Untuk anak-anak cewek, kalian ikut bu Irene, sama bu Lisa. Dan untuk anak-anak cowok, kalian ikut saya sama pak Sehun. Satu tenda isinya enam orang, paham?!" jelas Sooman.

"Paham, pak! " balas seluruh peserta.

Mereka membubarkan diri. Memulai aktivitas dengan memasang tenda, mencari kayu bakar, dan lain sebagainya. Setiap kelompok, mereka saling bekerjasama mendirikan tenda, dan membagi tugas lain. Setelah satu jam, mereka kembali berkumpul.

"Masih semangat semua?! "

"Si bapak malah nanya. Ya, capek lah! " saut Haechan setelah seruan kata 'masih' murid yang lain.

"Haechan!! Yang sopan! " tegur Sooman.

"Hehehe...iya, pak! Maaf! "

"Pak Sehun," Sooman menjulurkan tangannya. Mempersilahkan Sehun melanjutkannya.

Sehun mengangguk. "Bapak gak akan berlama-lama. Saya cuma mau memberi tahu, setelah ini kalian boleh istirahat, dan nanti malam kita akan menyalakan api unggun sebagai pembukaan camping SMA SMTown. "

Exchanged LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang