15

21 4 0
                                    

___
__
_
EXCHANGED LOVE
..

Sepanjang jalanan, Dian menghabiskan waktunya dalam taksi untuk menangis. Dia benar-benar di buat kecewa oleh mereka. Dadanya terasa sesak, hatinya hancur, pikirannya tak karuan.

"Mbak, ini kita mau kemana?" tanya sopir taksi tersebut.

"Berhenti disini saja, Pak. "

"Baik." katanya, lalu sopir tersebut menepi dari jalanan dan berhenti tepat di taman kota yang sepi. "Ini Pak, ongkosnya."

"Terima kasih, Mbak." Dian mengangguk, lalu turun dari mobil.

Setelah itu, Dian memilih duduk di bangku taman, bawah pohon. Udara malam ini begitu dingin. Bulan tengah sendiri, tanpa bintang di langit. Suasana taman kota membuat Dian menangis lagi.

"Renjuuunnn! Gimana nih, Mama minta kita buat cari baju pengantin besok!"

"Njuunn! Lo budek ya? Elah, belum juga jadi suami gua udah ngerepotin aja."

"Mama bilang, acara tukar cincinnya dua minggu lagi. Eh, tapi kan kita belum puuunnya..."

Ucapan Salsa, sepertinya benar-benar suka menari-nari dipikirkan Dian. Bahkan ketika Dian menutup telinga, semua perkataannya tadi terdengar begitu nyaring dan jelas di telinganya. Tangis Dian semakin pecah.

Namun, disela tangisnya, dia melihat seseorang dipukuli. Dian mengusap jejak bekas air matanya.

"Ayah sakit. Jangan pukuli aku. Aku benar-benar tidak punya uang, untuk diberikan kepadamu!"

"Jangan berbohong! Mana uang mu, aku perlu untuk membeli minuman. Cepatlah!"

"Aku tidak bohong Ayah. Uangku sudah habis Ayah minta kemarin. Dan, aku dipecat dari pekerjaan ku!"

"Dasar anak tak berguna!"

Plak! Lelaki paruh baya tersebut memukul anaknya, yang dapat Dian pastikan umurnya tidak jauh berbeda dengannya. Dian merasa kasihan pada cowok tersebut. Dia memilih berlari kecil, menghampiri mereka.

"Haechan?!" kata Dian terkejut. Dia tidak menyangka, bahwa cowok yang dipukuli adalah Haechan. Temannya sendiri.

Sama seperti Dian, Haechan pun juga terkejut melihat nya. Haechan hanya dapat menunduk, dan merasakan rasa perih akibat pukulan ayahnya.

"Kamu siapa? Tidak usah ikut campur!" kata ayah Haechan.

"Saya Dian, temannya Haechan! Saya minta, tolong jangan pukulin dia, "

"Apa kamu memiliki sesuatu, agar aku tidak memukuli anak bodoh ini? Kamu punya apa?!"

"Bapak mau uang kan?! Saya akan kasih uang, asalkan jangan pukuli Haechan!"

"Gak usah Yan, jangan kasih uang ke ayah gua!"

Ayah Haechan mendorong tubuhnya hingga jatuh. Bahkan, pelipisnya terbentur keras dengan pinggiran jalan. "Pergi kau anak tak berguna!"

"Haechan!" Dian membantu Haechan untuk berdiri, namun niatnya gagal, ketika ayah Haechan menariknya. "Mana uangnya? Aku butuh cepat!"

"Ini, cukup kan?!"

"200 ribu? Tambah lagi!"

"Jangan Yan, jangan kasih lagi."

"Diam kau!"

Exchanged LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang