07

34 4 0
                                    

____
__
_
EXCHANGED LOVE

"Guys?" Dian mengamati sekitar. Hanya ada pohon dan semak belukar. Dia tidak menemukan keberadaan teman-temannya. Ia juga tidak dapat menemukan petunjuk jalan. Dia terus berjalan, dan semakin masuk ketengah hutan. Pohon-pohon menjulang tinggi keatas, menghalangi sinar mentari. Menjadikan suasana hutan menjadi lumayan gelap di siang hari.

Dian mulai merasa gelisah. Dia ingin menyusuri kembali, jalan yang di laluinya tadi. Tetapi mengapa semuanya terlihat sama. Tak ada yang beda. Dia lupa, tadi dia lewat jalan yang mana.

"Duh, pake acara lupa lagi. Lewat yang mana, ya, tadi?" ujarnya gelisah. Tanpa sadar, tangan kirinya menggaruk tengkuk kepala yang tidak terasa gatal. "Lewat sana aja kalik, ya?" Dian mengayunkan kaki, berjalan kearah dimana dia rasa itu adalah jalan yang di laluinya tadi. Tidak lama kemudian, Renjun muncul dari balik semak semak. Kedua matanya menyipit, tak menemukan orang yang diikutinya tadi. "Si Putri Curut, cepat banget ilangnya? mana makin masuk kedalam hutan lagi." gumamnya. Kemudian, Renjun berjalan pergi berlawanan arah dengan arah perginya Dian.

***

Sepuluh meter lagi, mereka akan sampai pada garis finish. Namun mereka belum menyadari, jika Dian belum kembali. Sampai pada akhirnya, Alin menyadarinya ketika akan meminta makanan ringan pada Dian. "Yan, bagi jajan dong!" Tangan kanan Alin menengadah kebelakang, tanpa menoleh. "Elah, pelit amat, sih? Ketu--loh?! Dian mana? belum balik juga? " ujarnya terkejut ketika tidak mendapati Dian yang semula berbaris di bagian belakang Alin. Tepatnya paling belakang. Yang lain pun ikut menoleh kebelakang, dan tidak mendapati Dian.

"Jangan-jangan dia tertinggal lagi?! "

"Atau dia kesasar?"

"Hana, Yurra. Please, deh." ujar Salsa lumayan kesal pada kedua anggota kelompoknya.

"Terus gimana, nih?" tanya Jiola, cemas.

Sejenak mereka saling diam. Melemparkan pandangan bingung sekaligus cemas. Tiba-tiba, Jennie dan sohibnya, Shuhua datang dari belakang. Menabrak siapa saja yang menghalangi jalannya. Senyum sumringah terpampang jelas di wajahnya.

"Misi, misi."

"Jalanan masih luas kalik. Gak usah nabrak orang juga." ujar Alin tak terima.

"Idihh, sewot amat, lo!" Tanpa rasa berdosa, Jennie dan Shuhua melenggang pergi meninggalkan kekesalan di batin orang-orang yang di tabraknya.

"Dasar, cewek gila. Gak punya ahlak!" grutu Alin.

"Guys? Dian gimana?" Jiola semakin cemas.

"Kita lapor kek Pak Sooman aja." usul Yurra.

"Hooh. Biar nanti di bantu nyariin Dian." tambah Alin.

"Kok gua curiga sama Jennie, ya? " -batin Salsa.

Tidak lama kemudian, Jaemin bersama timnya datang. Mereka juga di rundung kecemasan. Pasalnya, Renjun menghilang.

"Kalian liat Renjun, gak?"

"Renjun kenapa, Sung?" tanya Salsa.

"Renjun hilang."

"What?! " Mereka terkejut dengan pernyataan yang keluar dari mulut Chenle. Ternyata Renjun hilang, sama seperti Dian.

Exchanged LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang