06

52 5 1
                                    

___
__
_
Exchanged Love

"Satu...dua...." Haechan menjeda kalimatnya. Dia tersenyum jahil. Menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Lalu.......

"WOY!!! BANGUN! SAHURRRR, SAHURRRRR, SAHURRRRR!!! " suara lantang Haechan mulai merambah pada pendengaran kelima temannya. Dengan tanpa rasa berdosa, dia berteriak semakin kencang. Di sela riuh suaranya, dia menggoyahkan tubuh teman-temannya, secara frontal, dan bergantian. Hari ini, dia tak sengaja bangun lebih awal. Makanya, aksi nakal dia lakukan.

"SAHURRRRR, WOY!! ADA KUCING NGELAHIRIN TOKEK. PENOMENA LANGKA INI. BANGUN, WOYY!! UDAH JAM DUA BELAS SIANG!!! SAHURRRRR!! " Kelima temannya mulai terusik. Satu persatu dari mereka terbangun. Mereka mendengus bergantian. Apalagi Renjun, cowok tampan itu begitu kesal. Hingga dia melemparkan ransel, dan mengenai tepat pada muka Haechan.

"Omo! sakit, njir!"

"Ya, Lee Haechan! berisik amat lo." seru Renjun.

"Ganggu orang tidur aja!" timpal Jeno.

"Tauk! ganggu aja. Tadi gua hampir meluk Mbak Ana, eh..malah lo ancurin mimpi indah gua. 'Kan mbak Ana-nya jadi pergi sama Olaf!"

"Buset, dah! Jisung, lo ngimpiin Ana lagi? " Jisung berdehem, membalas Jaemin.

"Dahlah! gua mau balik tidur, " ucap Renjun yang kemudian membaringkan tubuhnya kembali. Diikuti oleh temannya, kecuali Haechan.

"Jangan gangguin Sultan tidur, kalau gak mau di gampar pake dollar!" kata Chenle sebelum kembali memejamkan mata.

"Yah...guys! jangan tidur lagi dong! udah pagi, nih! "

"Gila, lo! di luar aja masih gelap. " ujar Jeno.

"Lagian tumbenan... " Jaemin menjeda kalimatnya. Kedua matanya menyipit, melihat jarum jam kecil di dalam jam tangan, yang melingkar sempurna pada tangan kiri. "Saoloh!! ini masih jam lima lebih lima, dan lo udah berisik aja?!"

"Abaikan aja, Na!" saut Chenle.

"Sori. Lagian, tadi ada kucing ngelahirin tokek!"

"Ya, kalik, kucing ngelahirin tokek! palingan itu lagi berak."

"Yang bener, Sung?"

"Maybe. Ya, coba lo pikir deh. Mana ada kucing ngelahirin, terus anaknya tokek?"

"Berarti itu, yang di atas kepala lo, kucingnya lagi berak?" Secepat kilat Jisung menyingkir dari tempatnya. Jeno, Jaemin, Renjun, dan Chenle-pun juga menyingkir. Pasalnya, Jisung berada di tengah, diantara mereka.

"Mana? mana?" Kedua matanya awas. Melihat kesana-kemari. Tetapi, Jisung tidak menemukan kucing.

"Gak ada. HAHAHAHAHAHA...." Haechan tertawa terpingkal-pingkal. Apalagi saat mengingat mimik wajah kelima temannya saat terkejut. Tetapi, tawanya perlahan pudar. Dia rasa candaan kali ini sedikit berbeda.

"Ha..ha..ha.." Setelah itu, Haechan menelan ludahnya sendiri. Dia berkedip dua kali. Kelima temannya menatap tajam dirinya.

"Em, guys?" Sorot kelimanya semakin tajam. Membuat Haechan lumayan ketakutan.

"Lo tadi bilang ada kucing ngelahirin tokek, 'kan? " tanya Renjun.

"Canda, yaampun!" Haechan merangkak kebelakang. Dan kelima temannya merangkak mendekatinya.

"Ya, Lee Haechan."

***

Kai dan Sehun terbangun. Tidurnya terusik, mendengar kegaduhan dari luar.

Exchanged LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang