PART 21

3.1K 531 28
                                    

Tujuh kebajikan—Kerendahan hati yang merupakan lawan dari kesombongan, kesederhanaan yang merupakan lawan keserakahan, jangan lupakan jika kasih yang merupakan lawan dari iri hati, lalu lemah lembut yang merupakan lawan dari kemarahan.

Jika dilihat, kesucian pun merupakan lawan dari hawa nafsu, kemurahan hati yang merupakan lawan dari kerakusan dan juga ketekunan yang merupakan lawan dari kemalasan.

Tujuh kebajikan yang dibentuk oleh dewa dalam kehidupan, satu dari dua syarat yang harus dimiliki oleh kaum peminum darah agar hidup abadi dengan tubuh yang mampu beregenerasi. Hanya itu, bukan fisik kuat yang dibicarakan oleh dewa, melainkan hati yang mampu menyeimbangkan kehidupan.

Hati yang suci dibutuhkan, namun keburukan pun perlu ada sebagai penyeimbangnya dan begitu mudah didapat. Tujuh dosa besar yang diturunkan oleh para iblis yang mampu dimasukkan kedalam wadah berbentuk bola dengan cahaya hitamnya.

Sosok pria kini tengah menatap kosong pada kabut gelap itu tak pernah menyangka jika tujuh kebajikan disimpan dalam wujud manusia yang begitu indah melebihi permata yang pernah ia di puji, melebihi kabut dan dingin yang ia sukai.

Tujuh kebajikan itu melebihi segalanya hingga pria itu mengalah, melupakan tujuh kebajikan dan mengizinkan tujuh dosa besar memakannya perlahan karena hatinya tak akan kuat. Pria itu juga tak menyangka jika hatinya akan dijatuhkan pada manusia yang memiliki kehangatan begitu nyata.

Hatinya yang telah rapuh oleh tujuh dosa besar, kini semakin rapuh karena kenyataan dimana dirinya tak bisa membawa sosok yang dicintai dalam dunianya. Tak akan ada yang menginginkan hal itu—Dunia yang begitu dingin, tanpa cantiknya bunga bahkan tanpa indahnya musim panas.

Kim Taehyung memejamkan matanya, menerawang pada segala sikap pemuda yang begitu dicintainya, merujuk pada tujuh kebajikan yang ia anggap tak mungkin berwujud manusia.

Bagaimana Jeon Jungkook yang selalu membungkukan tubuhnya dan berterima kasih sebagai kerendahan hatinya, Jungkook yang selalu memperlihatkan sikap dan tatapan baik sebagai bentuk kesederhanan, Jungkook yang selalu mengalah pada amarahnya sebagai bentuk kasihnya.

Taehyung pun tak lupa, bagaimana Jungkook tetap tersenyum, mengusap kepalanya walaupun dalam ketakutan sebagai bentuk lemah lembutnya dan juga Jungkook yang kaku dalam sentuhanya sebagai bentuk kesuciaanya.

Taehyung menghela nafas, bagaimana Jungkook yang meminum coklat dan lollipop itu perlahan tanpa tergesa sebbagai bentuk kemurahan hatinya, dan juga bagaiamana Jungkook menyadari ilusi yang dibuat oleh Empusa sebagai bentuk ketekunannya.

Taehyung mendongak dengan helaan nafas yang kini terasa berat dengan pikirannya yang terus bermuara pada Jeon Jungkook. Apa yang pemuda itu lakukan? Perasaan apa yang ia rasakan? Dan raut wajah apa yang tengah ditunjukkannya.

Taehyung bertanya- tanya sebelum akhirnya seseorang menyodorkan sebotol jar berwarna hitam dengan aroma yang cukup manis menguar. Taehyung melirik, menemukan Kim Seokjin yang menatapnya dengan raut wajah datar hampir benci disana.

Taehyung tersenyum sebelum ia meraih botol jar dengan tatapan kosongnya dan hati yang kini berdenyut. Ia meminum darah ketika Jungkook adalah gumpalan darah. Taehyung mengeratkan genggamannya, sebelum akhirnya pergerakan Seokjin membuyarkan lamunannya.

"Aku yang akan membersihkan kota hari ini—kau beristirahatlah" ucap Seokjin mengingat begitu banyak vampir campuran makhluk buatan dewa berkeliaran dan mengigit manusia. Seokjin tidak akan membiarkan Taehyung melakukannya sendiri dengan keadaan otak bodoh seperti itu.

Taehyung mengangguk lalu meminum darah itu ragu walaupun akhirnya Taehyung kembali meminumnya, lagi, lagi dan lagi dengan air mata yang menetes perlahan. Taehyung pun mencengkram erat botol jar itu hingga tak ada lagi yang tersisa, hancur begitu saja.

RENASCIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang