PART 33

3K 515 27
                                    

Untuk milikku yang kini menjadi duniaku—

Saat kau membuka surat ini, mungkin aku telah pergi, menjadi abu entah disisi rumah yang mana. Aku membuat surat ini karena aku takut, jika aku tidak bisa melihat iris barumu ataupun mengatakan selamat tinggal dalam bentuk ucapan padamu yang kukatakan adalah milikku

Bunga putih itu tampaknya mengelilingi sebauah katedral megah dengan altar yang juga dihiasi oleh bunga putih begitu indahnya. Tak lupa pakaian hitam dan pandangan orang yang menunduk setiap kali mereka melangkah.

Kookie? Maafkan aku. Maafkan aku karena telah datang padamu diawali dengan segala kebohongan yang nyatanya membuatku begitu rapuh. Maafkan aku datang dengan jemari hangat, mata yang serupa dan berjalan di trotoar layaknya manusia. Maafkan aku, menggunakan topengku ketika kau memperlihatkan dirimu dalam nyatanya.

Instrumen musik itu mengalun begitu lembut hampir tidak terdengar, dengan mereka yang kini berdiri dari bangkunya dan menyisakan sosok pemuda dengan pandangan yang menunduk sambil memegang bingkai foto begitu eratnya di depan pintu ganda menuju altar. Ini bukan pernikahan—Dengan isak tangis menyedihkan yang sesekali terdengar.

Maafkan aku juga, karena aku mencintaimu setelah aku mengetahui jika aku akan mati begitu menyedihkan karena keserahakan kehidupan abadi yang aku inginkan. Maafkan aku, karena aku tetap serakah dan tetap menginginkan kehangatanmu untuk berada disampingku hingga waktunya tiba.

Maaf—Aku menyembunyikannya, Kookie.

Kakinya melangkah, kearah altar dengan iris berwarna ungu gelap serta merah muda yang kini masih terlihat basah dengan tatapan kosongnya. Jeon Jungkook—Ia mengingatnya, ketika Kim Namjoon mengirimkan bayangan mengenai pemakaman yang nyatanya ia lakukan hari ini. Pemakaman Kim Taehyung—Sosok yang begitu dicintainya.

Maaf aku menjadi serakah jika itu tentangmu bahkan tanpa keserahakan Mammon yang menggangguku, maafkan aku yang juga mudah marah karena seseorang menyakitmu, dan juga maafkan aku yang mencintaimu dengan ketujuh dosa besarku—

Kookie? Cintaku bukan sebuah dosa bukan? Walaupun aku wujud dari dosa besar itu.

Jungkook menghentikan langkahnya dihadapan ratusan bunga Narcissus dengan aroma yang begitu manis, menyembunyikan Narcissus abadi disisi kiri dan abu Kim Taehyung disisi kanannya. Dan Jungkook, tak menginginkan foto ini berada diantaranya.

Maafkan aku juga karena telah membuat duniamu menjadi duniaku begitu menyedihkan, denganku yang pergi sebagai awal dunia barumu itu. Tolong, maafkan aku Kookie—jangan membenciku, ku mohon

Namun, Jungkook pun mengulurkan bingkai dengan lengan yang begitu gemetar. Ia menyimpan bingkai dengan foto Kim Taehyung diantara ratusan bunga Narcissus dengan pandangan yang menunduk. Jemarinya mengepal kuat, dengan air mata yang menetes karena setiap kalimat dari dalam surat itu tak bisa ia lupakan.

Bagaimana Kim Taehyung terus meminta maaf dan Jungkook ingin merengkuhnya, mengatakan segalanya baik- baik saja dan Taehyung tidak perlu merasa bersalah. Jungkook pun mengulurkan jemarinya, mengambil pisau kecil disisi bunga dengan tangisannya yang masih coba ia tahan.

Helaan nafas berat itu terdengar dengan Jungkook yang melukai telapak tangannya dengan darah yang kini menetes kedalam sebuah guci berisi air—Sebagai tanda, jika vampir yang berperan dalam kehidupan Kim Taehyung telah mengantarkan kepergiannya menuju dunia lain hingga nantinya mereka berenkarnasi.

Tunggu aku, Kookie—Aku akan berenkarnasi dan saat itu, aku mohon sapa aku dan buatlah diriku masuk kedalam duniamu Kookie—Aku mencintaimu, sangat mencintaimu hingga rasanya aku gila jika aku meninggalkanmu.

RENASCIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang