PART 2

5.1K 724 22
                                    

Hujan tiba- tiba turun rintik- rintik di pagi musim semi dengan aroma bunga yang begitu manis. Udara begitu dingin dengan angin yang berhembus cukup kencang kearah utara membawa gumpalan awannya seolah hujan rintik ini hanya menyapa dan kemudian pergi.

Trotoar itu basah—Dedaunan pun tampak basah dengan tetesan yang perlahan turun mengenai tanah. Jalanan tanpa atap itu kosong dengan para pejalan kaki yang tengah berteduh diantara toko terdekat disana. Mereka tidak membawa payung dan itu buruk.

Semuanya menghela nafas, tak terkecuali sosok pemuda dengan baju dan rambut yang sedikit basah kini menatap kearah langit sekilas. Tas caryall hitam dipundaknya pun ia tepuk ketika terlihat tetesan air bersiap untuk menyerap. Ia akan terkena masalah jika laptop didalam tasnya basah.

"Ku kira prakiraan cuaca hari ini akan cerah" ucap sosok wanita berumur disampingnya—Pemuda itu tersenyum dan menganggukkan kepala setuju sambil menatap langit yang tampaknya kembali cerah walaupun hujan masih turun rintik- rintik.

"Ya—Ku pikir juga begitu"

Pemuda itu menjawab dengan senyuman yang memperlihatkan sedikit gigi kelincinya yang masih bersembunyi dibalik bibir merah muda dan kulit ivory yang hampir seperti susu serta rambut sehitam arang yang senada dengan iris matanya.

Sepertinya pemuda itu salah berpakaian hari ini. Ia hanya menggunakan sweater tipis tanpa jaket membuatnya sedikit kedinginan. Ia kembali menatap langit—Awan mulai menghilang perlahan dan hujan rintik yang turun hampir tidak terlihat.

Pemuda itu pun memilih untuk berlari—Toko miliknya berada tak jauh dari tempatnya berpijak. Mata sehitam jelaga itu berbinar ketika menemukan sebuah toko kecil berwarna coklat pastel dengan kaca besar yang memperlihatkan rangkaian bunga.

Ia berhenti didepan pintu—kembali menepuk pelan tubuhnya yang terkena rintikan hujan. Ia merinding karena dingin, membuatnya segera masuk hingga lonceng pun berbunyi cukup cantik seperti senyumannya ketika melihat seorang wanita disana.

"Oh? Jungkook-ssi? Kau menembus hujan?"

Wanita itu menyapa pada pemuda berambut hitam arang yang kini tampak merasakan kehidupan karena hangat. Jungkook melangkahkan kakinya kearah meja tinggi dimana wanita itu tengah merangkai bunga berwarna putih.

"Ya—Maafkan aku karena terlambat. Apa di café sudah ada pelanggan, Yeri?"

Wanita itu tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya pelan, lalu menggunting perekat pada kertas berwarna merah disana tanda rangkaiannya hampir selesai. Wanita itu pun melirik pada Jungkook dengan senyuman datarnya.

"Jungkook-ssi? Kau adalah pemilik toko bunga dan café dilantai atas—Haruskah kau meminta maaf?" ucap Yeri membuat Jungkook tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya pelan dan memilih untuk melangkahkan kakinya.

"Tapi aku merasa bersalah—Aku akan mengganti baju dulu" ucap Jungkook yang melangkahkan kakinya cukup cepat meninggalkan Yeri yang hanya menggelengkan kepalanya pelan dan kembali merangkai bunga.

Ia menyusuri anak tangga berbentuk spiral ditengah ruangan dan mendapati aroma kopi yang menggoda dengan deretan kursi yang cukup kayu yang tampak ramai.

Jungkook melewati sebuah pintu besi dibalik meja untuk memesan setelah menyapa beberapa karyawannya. Jungkook pun mengarah pada pintu lain berwarna coklat, lalu mengeluarkan kunci dan membukanya perlahan.

Sebuah gudang yang disulap menjadi kamar yang terlihat begitu nyaman dengan dominasi warna pastelnya. Kasur yang cukup ditiduri oleh dua orang, sofa kecil disisi ruangan, lemari dan juga jendela, lantai kayu itu sedikit berdecit dan Jungkook menyukainya.

RENASCIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang