01 | Semu

1.6K 268 46
                                    


❝You are everywhere,except right hereand it hurts

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You are everywhere,
except right here
and it hurts.

•••





Ballroom sebuah hotel mewah di kawasan ibu kota itu begitu meriah malam ini. Para tamu undangan silih berganti memberi selamat pada dua pasang manusia yang sedang berbahagia di sana.

Dan dari ratusan orang yang hadir, Rama adalah salah satunya. Sejak tadi, laki-laki itu sama sekali tidak bisa fokus pada acara. Yang Rama lakukan hanya menyapukan pandangannya ke seisi ruangan. Bahkan, ia sampai mengabaikan Clara yang berdiri persis di sampingnya.

Raganya memang berada di sini, namun pikirannya hanya tertuju pada perempuan yang telah berhasil mengalihkan seluruh dunianya selama lebih dari satu tahun ini.

"Ram."

"Rama."

"Eh, kenapa, Ra?"

Mata Clara sedikit memicing, seolah penasaran dengan tingkah Rama yang aneh malam ini. Namun perempuan itu buru-buru mengubah ekspresi. "Gue mau ke toilet bentar."

"Iya."

Sepeninggal Clara, Rama kembali melihat-lihat ke sekeliling. Ia sudah hampir menyerah ketika secara tiba-tiba, matanya menangkap seorang perempuan cantik berambut panjang dengan gaun berwarna pastel blue, yang sayangnya hanya sekelebatan saja.

Jantung Rama berdegup tidak beraturan. Meskipun hanya sekelebatan, namun Rama yakin kalau ia tidak salah lihat. Yang ia cari sejak tadi berada di sini. Berjarak lima meter saja dari tempatnya berada saat ini.

Mulut Rama menggumamkan nama perempuan itu, bahkan kakinya ikut melangkah maju secara tidak sadar. Mendekat ke tempat di mana ia melihat perempuan tadi berada. Semakin dekat, semakin perempuan itu tidak lagi terjangkau oleh netranya. Seolah ia ditelan oleh keremunan.

Atau memang, hanya Rama yang sedang berhalusinasi?

Rama seperti orang linglung. Ia berdiri cukup lama di sana, matanya masih menelusuri sudut di mana ia melihat perempuan itu tadinya. Ia yakin seratus persen bahwa perempuan itu benar-benar orang yang dirindukannya. Ia tidak mungkin salah lihat. Walaupun penampilannya berbeda jauh dari satu tahun yang lalu karena rambut perempuan itu sudah jauh lebih panjang, tapi Rama masih tetap bisa mengenalinya.

"Ram, ngapain disini?"

Tepukan di lengan kirinya membuat Rama tersadar. Clara sudah kembali, entah sejak kapan. Perempuan itu bahkan sudah berdiri di sebelahnya lagi.

"Ah engga kok, ngga papa."

"Nih, gue ambilin minum." Clara menyodorkan segelas minuman yang langsung diterima Rama dengan senyum tipis.

CROSS THE OCEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang