I just wanted you to know that
there will be a piece of you in me, always.•••
"Urusan hati itu di luar kemampuanku, Shin."
Shinta memberanikan diri menatap Rama. Cukup lama, tanpa suara. Di seberangnya, Rama melakukan hal yang sama. Bedanya, ia kembali bersuara, mengulang pertanyaannya tadi. "Aku mau jadi alasan kamu buat tinggal, bisa kan?"
Perasaan asing itu mendesaknya lagi. Dulu, Shinta sempat berpikir bahwa ia mulai jatuh cinta pada Rama, pada semua perlakuan manis laki-laki itu, namun ia kembali ragu setiap kali teringat kenangan buruk di rooftoop kantor Arjuna waktu itu. Apa yang terjadi di masa lalunya, berhasil mengikis rasa percayanya pada laki-laki. Membuatnya takut untuk kembali menjalin hubungan. Hingga hari ini.
"Apa yang bisa bikin aku percaya sama kamu?"
Sorot mata Rama yang sempat redup, kembali berbinar penuh harapan. "Kasih aku waktu 2 minggu ini buat bikin kamu percaya."
Shinta membuang muka. Terlalu berat untuk memutuskan. Juga, terlalu cepat. Ia baru saja kembali ke kota ini, baru saja kembali bertemu dengan Rama, namun laki-laki itu sudah menodongnya dengan pertanyaan yang lebih seperti permintaan.
Sementara Shinta mengambil waktunya untuk berpikir, Rama masih tetap setia menunggu dalam diam.
Ketika Shinta kembali teringat kata-kata Lea tentang Rama yang mencarinya satu tahun ini, juga tentang Rama yang masih terus menunggunya kembali, ia sungkan untuk menolak. Meski di satu sisi, ia juga tidak bisa begitu saja menerima.
Berbagai pertanyaan saling bersahutan di dalam otak Shinta. Membentuk garis tak beraturan yang membingungkan. Ia tahu, Rama adalah laki-laki baik. Namun keraguan itu masih terus menghantuinya.
"Kalian di sini ternyata. Ayo makan dulu. Bunda sudah selesai masak."
Suara bunda Marwa memecah keheningan di antara Rama dan Shinta. Mereka berdua sama-sama tersenyum canggung.
"Ayo, adik-adiknya sudah nunggu di dalam, loh. Shinta ngga kangen sama masakan bunda?" Bunda Marwa melempar senyum hangat.
Shinta terkekeh. "Kangen banget, Bun." Perempuan itu berdiri mendekati bunda Marwa, lalu menggandeng tangannya dengan sedikit manja.
Bunda Marwa kembali tersenyum, tangan kanannya yang bebas mengusap pelan lengan Shinta penuh sayang. Lalu, ia menoleh lagi pada Rama. "Ayo, Ram."
KAMU SEDANG MEMBACA
CROSS THE OCEAN
Fanfiction❝ocean separates lands, not souls.❞ [SEQUEL] read OCEAN OF PAIN first. © fallforten, 2020