❝Waiting here for someone.
Only yesterday we were on the run.❞- too much to ask -
•••
"Kenapa sih, kak harus sembunyi kaya tadi?"
Perempuan berambut brunette itu mengalihkan pandangan dari air kolam renang yang membentuk ombak kecil karena pergerakan kakinya. "Maksud kamu?"
"Tadi Kak Rama dateng. Kak Shinta tau kan?"
Shinta mengangguk. Gantian tangannya yang bermain dengan air. Menggerakkannya asal. Sejak acara selesai, Shinta memilih menyendiri di kolam renang hotel tempat resepsi pernikahan Lea dan Bimo yang sekaligus menjadi tempat keluarga besarnya menginap malam ini. Entah sudah berapa lama ia berada di sini. Lea bahkan sudah berganti pakaian dan kini hanya mengenakan dress kasual.
"Kenapa kak Shinta ngga mau nemuin dia?"
Shinta menghela napas pelan. "Bukannya ngga mau, aku belum siap ketemu Rama, Le. Dulu aku pergi gitu aja. Aku ngga mau datang tiba-tiba sekarang. Aku seneng kalo dia sekarang udah bahagia sama kehidupan barunya."
"Bahagia gimana maksud kakak? Perempuan tadi cuma temennya kak Rama."
"Kenapa kita bicara seolah aku ada hubungan sama Rama, sih?" Shinta terkekeh. Mencoba menyembunyikan gemuruh yang mulai menyerang hatinya.
"Kak, kak Rama sering nanya ke aku soal kabar kak Shinta. Dia terus-terusan nyari kakak satu tahun ini. Kak Shinta ngga kasian? Selama ini aku sengaja ngga bilang ke kak Shinta karena aku tau kalo kak Shinta butuh waktu buat sendiri. Tapi sekarang kak Shinta udah di sini lagi, aku rasa kak Shinta udah siap buat tau."
Shinta tidak memungkiri, ia juga ingin tahu kabar Rama selama ia pergi. Ia ingin tahu, apa laki-laki itu baik-baik saja setelah ia tinggalkan tiba-tiba? Ia ingin tahu, apa Rama masih menyimpan rapi perasaan untuknya? Dan sekarang, ucapan Lea barusan membuatnya merasa bersalah.
"Nanti aku pasti temuin dia, Lea." Shinta memaksakan senyumnya. "Kamu kok malah di sini, sih? Bimo pasti nyariin kamu."
Lea mendesah pelan. Menatap Shinta dengan pandangan tidak puas atas jawabannya tadi. "Jangan sampe nyesel, Kak. Aku masuk dulu kalo gitu. Kak Shinta jangan tidur kemaleman."
Shinta mengangguk sambil tersenyum. Setelah Lea benar-benar pergi, Shinta kembali termenung. Matanya menerawang jauh. Di mata Shinta, dia masih sama. Tidak banyak yang berubah. Lea bilang, perempuan tadi hanya temannya. Tapi apa benar?
Shinta tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Tujuannya kembali ke negara ini bukan untuk Rama, bukan juga untuk siapa-siapa. Ia hanya ingin melihat Lea di hari bahagia adik sepupunya itu. Namun, setelah tadi ia tidak sengaja melihat Rama bersama seorang perempuan cantik, perasaan-perasaan aneh mulai muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROSS THE OCEAN
Fanfiction❝ocean separates lands, not souls.❞ [SEQUEL] read OCEAN OF PAIN first. © fallforten, 2020