Ketika Rama mengajaknya untuk makan malam di luar, Shinta tidak menaruh curiga sama sekali. Semuanya berjalan normal. Ia pikir, Rama hanya mengajaknya makan malam seperti biasa.
Namun, keanehan mulai terjadi ketika lokasi tujuan mereka terasa sangat jauh. Mungkin jarak tempuh dari rumahnya sekitar setengah jam lebih. Saat sampai, ternyata Rama mengajaknya ke sebuah restoran yang berada di pinggir pantai. Keanehan lain yang Shinta rasakan, restoran itu sangat sepi. Seolah hanya ia dan Rama pengunjung di sana.
Sama seperti restoran di pinggir pantai pada umumnya. Restoran ini juga bertema outdor dengan dekorasi yang terlihat sangat cantik. Lampu remang berwarna kuning yang sengaja diletakkan di sana membuat suasana terasa intim dan romantis. Ditambah dengan pemandangan laut yang kira-kira hanya berjarak 5 meter saja. Sejenak, Shinta melupakan semua keanehan yang ia rasakan sejak tadi. Perempuan itu menurut saja ketika Rama menggandeng tangannya dan mempersilahkan ia untuk duduk di salah satu bangku.
Tak lama kemudian, seorang waitress datang menanyakan pesanan mereka. Menu yang ditawarkan tidak jauh dari olahan seafood meskipun ada steak juga sebagai variasi. Setelah mencatat pesanan Rama dan Shinta, waitress itu berpamitan pergi.
Shinta menatap ke sekeliling, lalu fokus pada Rama di hadapannya. "Kok sepi banget sih, Ram? Kayanya cuma kita deh."
Rama berusaha untuk menahan tawa. Laki-laki itu terkekeh pelan sebagai gantinya. "Ngga tau, mungkin karena ini bukan malam minggu."
Shinta memicingkan mata. "Masa sih? Kalo restorannya aja ngga rame, berarti makanannya ngga terjamin enak dong."
"Kok suudzon?"
"Iiih engga gitu, ya habisnya aneh banget restoran segede ini ngga ada pengunjungnya. Apalagi tempatnya bagus. Kalo kata anak millenials sih instagramable banget."
Rama menanggapinya dengan kekehan kecil. Gemas karena kepolosan Shinta. Kalau bisa, malam ini ia langsung ingin mengikrarkan janji sehidup semati di depan altar dengan Shinta. Tidak perlu acara seperti ini.
"Kamu suka tempatnya?" Rama mencoba mengalihkan topik.
"Suka banget. Apalagi malam ini langitnya cerah, banyak bintang. Cantik."
Rama ikut menengadahkan kepala menghadap ke arah langit. Sesaat kemudian kembali menatap Shinta sambil tersenyum. "Kamu lebih cantik. Jauh lebih cantik."
Shinta yang tadinya masih asik memperhatikan gemerlap bintang di atas sana, kini menatap Rama dengan senyum tertahan. "Itu gombal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CROSS THE OCEAN
Fanfiction❝ocean separates lands, not souls.❞ [SEQUEL] read OCEAN OF PAIN first. © fallforten, 2020