❝From love,
we slipped into midnight
like the death of the sun.❞- Segovia Amil -
•••
Shinta berjalan pelan menuju ke pintu utama sebuah rumah yang satu tahun lalu pernah ia kunjungi. Di tangannya ada parsel buah dan sebuah paper bag. Saat sampai di depan pintu, Shinta menghela napas, menata hatinya, lalu memberanikan diri untuk mengetuk.
Ia meremas tangannya sendiri ketika mendapat sahutan suara seorang wanita dari dalam. Ketika pintu itu akhirnya terbuka dan membuatnya berhadapan dengan wajah seorang wanita yang kini menatapnya terkejut, Shinta hanya bisa melempar senyum canggung.
"Siang, Tante. Tante apa kabar?"
Wanita itu berjalan mendekati Shinta. Menatapnya dengan pandangan tidak percaya. "Ya ampun Shinta, kamu Shinta kan?"
Shinta mengangguk sambil tersenyum.
"Kamu kemana aja? Ayo masuk dulu." Wanita itu langsung menuntun Shinta masuk ke rumah dan mendudukkannya di sofa, lalu wanita itu duduk di sebelahnya.
"Kamu kemana selama ini? Tante kangen banget sama kamu. Rama juga nyariin kamu. Dia pasti kaget liat kamu kesini."
Shinta terkekeh mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Diana. "Rama udah tau kalau aku disini, Tan."
"Rama tau?"
"Aku udah ketemu Rama, Tan. Tiga hari ini aku juga sering pergi sama Rama."
Diana terdiam mencerna ucapan Shinta. Ia mengaitkannya dengan perubahan drastis sikap Rama beberapa hari belakangan. "Rama ngga cerita apa-apa tuh ke tante. Anak itu."
Shinta hanya bisa terkekeh melihat kekesalan Diana. "Rama sekarang dimana, Tan? Katanya dia sakit ya?"
"Rama ada di kamar. Rama ya yang bilang ke kamu?"
"Iya, Tan. Hari ini harusnya aku mau pergi sama Rama, eh ternyata Rama malah sakit."
"Sebenarnya kamu kemana selama ini hm? Rama ngga berhenti nyariin kamu." Suara Diana melembut. Tahu jika topik ini sangat sensitif untuk Shinta.
Shinta tersenyum tipis. "Aku ikut mama sama papa ke Kanada, Tan. Aku di sana satu tahun ini. Bukannya aku sengaja mau menghilang gitu aja, aku cuma mau nyari suasana baru."
Tangan Diana mengusap pelan punggung Shinta. Sangat mengerti apa yang Shinta rasakan. "Tante paham, kok. Yaudah yuk tante anter ke kamarnya Rama."
"Bi, tolong bikinin minum ya. Nanti sekalian dianter ke kamarnya Rama." Ujar Diana pada Bi Ina yang kebetulan sedang lewat sambil membawa sapu.
"Iya, Bu."
Detakan jantung Shinta sedikit lebih cepat dari biasanya ketika ia sampai di depan pintu kamar milik Rama. Saat sudah di dalam, ia bisa melihat Rama yang masih pulas di balik selimut tebalnya. Ia mengikuti Diana mendekat ke arah ranjang. Diana berakhir duduk di tepi ranjang, sementara Shinta berdiri di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROSS THE OCEAN
Fanfiction❝ocean separates lands, not souls.❞ [SEQUEL] read OCEAN OF PAIN first. © fallforten, 2020