19 | Sempurna

1.2K 183 19
                                    

Your love is my turning page

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Your love is my turning page.
Where only the sweetest words remain.
Every kiss is a cursive line.
Every touch is a redefining phrase.

Turning page - Sleeping At Last.










Minggu malam yang cerah setelah beberapa hari sebelumnya langit selalu disambangi hujan. Seharian ini Shinta berada di rumah bunda, dan malam harinya Rama menjemputnya untuk pulang. Mereka memang sering menghabiskan hari minggu di rumah bunda, namun karena hari ini Rama ada jadwal pemotretan untuk foto preweding salah satu temannya, pada akhirnya Rama hanya bisa mengantar jemput Shinta.

"Kamu engga pengen apa gitu? Mumpung kita masih di jalan." Tanya Rama, kini mereka sedang di perjalanan pulang.

"Engga kok."

"Yakin? Dedek bayi ngga pengen apa-apa?" Rama mengulurkan tangan, mengusap pelan perut Shinta yang sudah mulai terlihat menonjol.

"Engga, Papa." Shinta terkekeh.

"Ya udah, berarti langsung pulang?"

"Iya."

Rama tersenyum kecil, menyempatkan diri mengusap kepala Shinta. Ia sempat berpikir akan sangat kewalahan menghadapi Shinta yang sedang hamil. Apalagi ini pertama kali baginya. Namun lama kelamaan Rama malah menyukai peran barunya ini.

Seperti ketika ia harus ikut bangun pagi-pagi sekali karena Shinta yang terus mengalami morning sickness hampir setiap hari selama trimester pertama. Dan ketika ia harus menghadapi Shinta yang moodnya masih sering naik turun. Tapi untuk urusan mengidam, Shinta termasuk yang tidak membuat pusing.

Rama juga banyak bertanya pada sang bunda atau bahkan mama mertuanya. Apalagi mengenai mood Shinta yang benar-benar tidak stabil. Pernah suatu hari Rama melarang Shinta pergi ke butik karena saat itu kondisi Shinta memang sedikit tidak memungkinkan untuk beraktifitas. Namun Shinta malah merajuk dan mendiamkan Rama selama seharian penuh. Lalu malam harinya Shinta meminta maaf sembari menangis. Cukup membuat Rama kebingungan.

"Tadi kamu beli apa sama bunda?" Rama menatap ke arah paper bag di samping Shinta.

"Baju."

Rama tidak bertanya lagi. Menurutnya ada teritorial yang tidak bisa ia sentuh. Seperti urusan barang belanjaan Shinta, selama itu tidak berlebihan.

"Tadi bunda mau ngajarin aku bikin pudding, tapi gagal soalnya aku ngga tahan sama bau telurnya. Mau muntah terus."

Rama terkekeh mendengar cerita Shinta. "Yaudah ngga papa, nanti kalo dedek bayinya udah lahir kamu kan bisa minta ajarin bunda lagi."

"Ngomong-ngomong, Ram, aku kangen sama anak-anak. Udah hampir satu bulan kita ngga kesana." Ucap Shinta tiba-tiba.

Rama mengalihkan pandangan dari jalanan. Menatap wajah Shinta sebentar. "Besok mau kesana?"

CROSS THE OCEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang