Pattaya, salah satu kota di Thailand yang memiliki pantai tersohor di daratan Asia. Tempat di mana gemerlap pesta tidak dapat dipisahkan darisana.
Rama pernah menawarkan banyak tempat untuk honeymoon pada Shinta. Negara-negara yang ditawarkan Rama adalah negara yang selalu menjadi destinasi banyak orang untuk menghabiskan waktu bersama pasangan seperti: Hawai dan Maldives. Namun pilihan yang diambil Shinta malah di luar dugaan.
Rama tidak mengira kalau Pattaya malah menjadi pilihan perempuan itu. Shinta bilang, pattaya adalah cinta pertamanya. Tempat di luar negeri pertama yang ia kunjungi bersama orang tuanya dulu. Dan kini ia ingin mengunjungi tempat itu kembali, bersama cinta terakhirnya.
Kala alasan itu keluar dari mulut Shinta, Rama sempat merasa tidak percaya. Namun ia tidak memungkiri perasaan bahagia yang meletup-letup di dalam dadanya.
Pagi-pagi sekali mereka sudah bersiap pergi ke pantai setelah sarapan. Mereka menginap di hotel yang berada tidak jauh dari bibir pantai. Bahkan dari kamar mereka, bisa terlihat dengan jelas hamparan laut yang indah. Tempat sempurna untuk pasangan yang baru menikah seperti mereka.
"Kamu udah pake sunblock?" Shinta menarik tangan Rama agar laki-laki itu berhenti berjalan.
"Ah iya aku lupa. Yaudah lah ngga usah."
Shinta kembali menarik tangan Rama ketika Rama hendak mengajaknya melanjutkan langkah. Lalu perempuan itu mengambil sesuatu dari dalam tas selempang kecil yang dibawanya. Tak lama kemudian, ia mengeluarkan sebuah sunblock yang memang selalu dibawanya ketika akan pergi ke tempat-tempat dengan matahari yang lumayan terik seperti di pantai.
"Siniin tangan kamu."
Shinta mengoleskan sunblock itu di tangan Rama dengan sangat telaten. Tersenyum lebar tanpa mengalihkan pandangan dari wajah cantik yang kini menunduk. Tangan kiri Rama yang bebas tidak kuasa untuk mengusak pelan puncak kepala perempuan yang jauh lebih pendek darinya itu.
"Mana satunya."
Setelah selesai dengan urusan sunblock, mereka melanjutkan langkah menuju pantai pasir putih di depan sana. Suasana pantai masih lumayan sepi, hanya ada beberapa orang saja termasuk mereka berdua.
Rama membiarkan Shinta berjalan mendahuluinya. Bibirnya masih terus mengukir senyum seolah itu adalah sebuah reflek ketika ia melihat gerak-gerik Shinta. Bahkan dari hal sesederhana Shinta yang sedang menyelipkan rambut ke belakang telinga, kedua sudut bibir Rama pasti secara otomatis akan tertarik ke atas membentuk senyum manis.
"Shinta!"
Ketika Shinta menoleh ke arahnya, Rama sudah siap dengan kamera yang menyala. Memotret, kemudian beralih menghidupkan mode video.
"Jangan divideo! Aku ngga pake make up!" Ketika sadar Rama bukan hanya memotretnya, Shinta memekik sambil berusaha menutupi wajahnya dengan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROSS THE OCEAN
Fanfic❝ocean separates lands, not souls.❞ [SEQUEL] read OCEAN OF PAIN first. © fallforten, 2020