9.[Kecemburuan Dimas]

98 39 18
                                    

"Sa,bangun berat nih! " Erisa melotot lebih lebar,baru pertama kali dia melakukan hal bodoh yang membuatnya malu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa,bangun berat nih! " Erisa melotot lebih lebar,baru pertama kali dia melakukan hal bodoh yang membuatnya malu sendiri.

Tangannya memegang ujung sofa lalu dia bangun dan melihat Dimas yang memegangi perutnya.

"Aduh,sakit perut gue,bantu gue berdiri,Sa!" Ringis Dimas dan tangannya disodorkan kearah Erisa.

Erisa menyelipkan rambutnya kebelakang daun telinga lalu menggapai tangan Dimas.

Ia membantu Dimas untuk duduk di sofa.

"Ya ampun,Dim,gue nggak sengaja tadi lantainya licin, lagian lo kenapa dibawah gue sih?!" Ujar Erisa malu.

"Tadinya gue mau nolong lo tapi nggak tau kalo jadi kayak gini." Ucap Dimas membela diri.

Risna yang sedang turun ditangga melihat mereka yang sedang ribut tidak jelas,ia tersenyum akhirnya Erisa tidak marah lagi dengan Dimas, tugasnya sekarang harus membujuk Riko supaya mendengarkan penjelasan Dimas.

"Loh kamu kenapa, Dimas?" Tanya Risna seraya turun dari tangga.

Dimas menatap Risna."Gapapa tante,tadi ini Risa mau jatuh jadi Dimas tolong,eh tau-taunya malah tindih Dimas, anak tante berat banget ya ternyata." Erisa memukul lengan Dimas kencang sedangkan Risna sudah terkekeh geli melihat kelakuan mereka yang tidak pernah berubah dari dulu.

"Adoh! Apaan sih pukul-pukul?!" Ringis Dimas

"Lemes banget sih mulut lo!" Bisik Erisa pelan dan menatap Dimas kesal.

Dimas menjulurkan lidahnya."Wek, bodo amat emang kenyataan kalo lo itu emang berat."

"Enak aja lo, gue nggak berat ya!" Bisiknya makin kesal.

Risna yang melihat mereka bertengkar tidak jelas hanya menggelengkan kepalanya.

"Udah-udah kok malah ribut sih?" Risna melirik Erisa yang sedang menatap Dimas sinis. "Sana kamu mandi, abis eskul juga terus keringetan, jorok banget sih kamu, Sa." Ucap Risna, Erisa menatap Risna lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan cengengesan tidak jelas.

"Hehe,Risa lupa ma." Risna menatap anak bungsunya datar.

"Kebiasaan, udah sana,mana pesenan Thaitea mama? " Ucap Risna dan Erisa mengangguk lalu berdiri.

"Udah aku taruh kulkas sekalian punya aku sama Bang Riko." Jawab Erisa dan Risna mengangguk.

"Tante,aku ikut Risa ke kamar boleh? " Erisa melotot kearah Dimas.

"Eh apa-apaan lo?!" Omel Erisa.

"Ya udah boleh tapi jangan aneh-aneh." Erisa menatap Risna tidak habis fikir.

"Kok mama kasih izin sih?!" Protes Erisa tidak terima.

"Lah kalo ditinggal disini sendiri nggak enak,Mama kan mau ke rumah Bu Ishaya, jadi dari pada dia sendiri disini mending ikut kamu ke kamar." Dimas yang mendengar tersenyum puas sedangkan Erisa menatap Dimas jengkel.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang