12.[Hari yang buruk!]

77 37 27
                                    

Di pagi yang cerah ada seseorang yang membangunkan Erisa dengan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi yang cerah ada seseorang yang membangunkan Erisa dengan kasar.

"Bangun nggak,bangun!" Ucapnya dan terus-menerus melayangkan guling ke tubuh Erisa.

Erisa melempar bantal yang ia gunakan tepat sasaran ke arah wajah orang tersebut.

"Adohhh!" Jerit nya mengaduh kesakitan.

Erisa membuka matanya dan seketika melotot lalu ia bangun terduduk.

"Ma-mama?" Ucapnya ketakutan.

Risna menatap anak bungsunya kesal. "Kenapa muka mama kamu lempar bantal sih?"

Erisa mengepal kedua tangannya yang dingin. "Ri-Risa nggak tau ka-kalo itu Mama." Ucapnya takut, air keringatnya sudah bercucuran di pelipisnya lalu ia menunduk.

Risna yang melihat Erisa yang menunduk ketakutan karena ia omelin hanya cekikikan padahal dirinya hanya pura-pura marah.

Risna mengatur wajahnya kembali untuk terlihat marah pada Erisa. "Kenapa nunduk?" Ucapnya datar. "Kamu tau kan itu nggak sopan?" Lanjutnya.

Erisa mengangguk pelan. "Iya Ma, Risa tau,huaaaaa... " Erisa menangis dan menutupi mukanya dengan kedua telapak tangannya.

Risna terkejut lalu duduk di samping Erisa,ia memaksa membuka tangan Erisa yang berada diwajahnya.

"Eh kok nangis?" Tanyanya lembut.

"Maapin Risa yang sering durhaka ya sama mama, Risa nggak mau dikutuk kayak Malin Kundang tau!Risa masih muda,masih pengen ngerasain kawin dulu huhu!" Ucapnya dramatis sambil sesegukan.

Risna menepuk paha Erisa pelan. "Heh emang mama bilang mau kutuk kamu gitu?Tadi bilang apa? Kawin? Nikah dulu baru kawin, masih kecil udah mikirin gituan!Ada-ada aja, bangun, mandi terus langsung berangkat!" Ucapnya dan berdiri meninggalkan Erisa yang terlihat bingung sendiri di sana.

"Emang sekarang jam berapa?" Tanya Erisa.

Risna berbalik dan menatap Erisa jengah lalu tangannya dilipat ke depan dada.

"Jam enam lewat sepuluh menit." Jawabnya santai.

Erisa mengangguk lalu setelahnya melotot dan berteriak.

"APA? JAM ENAM LEWAT SEPULUH?ASU GUE TELAT, MANA BELUM KERJAIN TUGAS PAK AHMAD LAGI! MAMA KENAPA NGGAK BANGUNIN RISA SIH?!" Tanyanya kepada Risna kesal.

Risna mengangkat bahunya cuek. "Dari tadi mama bangunin kagak bangun-bangun, kenapa jadi nyalahin mama? " Ucapnya membela diri.

Erisa memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. "Terus gimana, ma?" Tanyanya sabar.

Risna berdecak. "Gimana? Ya buruan lah, mandi! Dimas udah nunggu di bawah dari tadi tau!" Risna menutup pintu Erisa.

Erisa menepuk dahinya. "Kenapa gue bisa lupa sih? Pasti gara-gara semalem, Kak Afgan pengaruh besar banget bagi hati gue, ish, udah mata kagak mau kerja sama lagi sama gue, bangkek emang nih mata kagak mau nutup sampe gue lupa pagi-pagi si Dimas jemput." Gumamnya panjang lebar pada diri sendiri.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang