11.[Menonton Film]

84 41 18
                                    

Afgan melihat Erisa dan Riko yang sedang berdebat tidak jelas, lalu ia fokus kembali melihat layar televisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Afgan melihat Erisa dan Riko yang sedang berdebat tidak jelas, lalu ia fokus kembali melihat layar televisi.

"Udah ayo ah, lama! Tinggal duduk aja temenin gue!" Bisik Riko gemas.

"Moncongmu kalo ngomong enak bener!" Ucap Erisa kesal dan tangannya bersilang di depan dada.

"Bodo amat, lama lo!" Riko menarik pergelangan Erisa dan turun dari tangga tidak lupa ia menyeret Erisa.

Erisa memukul tangan Riko. "Ish! Sakit tau nggak?!" Ucapnya kesal.

Riko menatap Erisa malas "Ya udah ayo,kalo nggak mau gue seret lagi!" Erisa mendengus.

Mereka turun dari tangga, Riko yang tersenyum puas sedangkan Erisa yang terlihat sangat malas dan ngantuk.

"Geser dikit, Gan, adek gue di tengah." Ujar Riko pada Afgan.

Afgan mengangguk lalu menggeser dirinya kesamping. Erisa duduk di tengah-tengah mereka, dalam hatinya ia berucap,

Si kampret sialan bener padahal gue mau lupain dia juga, liat aja gue bakal bales dendam!

Riko ingin tertawa aja saat melihat tampang Erisa yang menatapnya membunuh.

"Mau film apa?" Tanya Afgan.

Riko menoleh kepada Afgan lalu berfikir. "Enaknya apaan ya?" Ucapnya bingung.

Erisa sendiri tidak peduli karena dirinya sudah dilanda kantuk.

"Lo mau film apa, Sa?" Tanya Riko sambil mencolek bahu Erisa.

Erisa menghembuskan nafas jengah,kalau dirinya tidak menjawab pertanyaan Riko pasti dirinya akan kena sasaran empuk lagi. akhirnya Erisa menjawab dengan terpaksa.

"Terserah." Ucapnya singkat.

Riko menatap Erisa dan menaikan satu alisnya. "Terserah kata lo? Nggak ada film terserah! Kalo ditanya tuh jawab yang bener!" Ucap Riko dan menyentil dahi Erisa kencang.

Erisa mengaduh kesakitan dan tangannya mengusap dahi lalu menatap Riko jengkel.

"Kan gue kagak tau! Main sentil-sentil aja dikira nggak sakit apa!" Bentaknya emosi -lagi datang bulan dia makanya emosi terus- "Udah gue ke kamar aja!" Erisa berdiri namun tangannya ditahan oleh Afgan.

Afgan menatapnya datar. "Duduk." Ucapnya singkat dan dingin.

Erisa meneguk air liurnya susah.

Ngapain di pegang segala sih? Jadi baper adek tau bang!

Riko hanya cekikikan.

"Ng-ngak gue mau k-ke kamar aja." Ucapnya gugup.

Afgan menatapnya semakin datar. "Duduk,kalo lo di isengin Riko lagi biar gue yang bales." Ujarnya.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang