14.[Pertengkaran]

85 36 35
                                    

Erisa berjalan lesu dengan penampilan yang bisa dikatakan buruk? Yah, dengan rambut yang tadinya lurus dan wangi kini menjadi lepek lalu wajahnya yang biasanya terlihat cantik dengan kulit putihnya kini menghitam karena debu jalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erisa berjalan lesu dengan penampilan yang bisa dikatakan buruk? Yah, dengan rambut yang tadinya lurus dan wangi kini menjadi lepek lalu wajahnya yang biasanya terlihat cantik dengan kulit putihnya kini menghitam karena debu jalanan. Ulah siapa kalau bukan Dimas?

Erisa berjalan di Koridor dengan tidak bersemangat padahal dirinya ingin menunjukan hatinya yang tadinya terlihat sangat bahagia

Ting!

Satu pesan masuk ke dalam ponsel Erisa lalu ia berhenti sejenak dan membuka kolom Chatnya.

Puput

Kantin

Me

Ngapain?

Puput

Ngerampok

Me

Abis sakit jadi gak waras gini lo?


Puput

Yakali

Cepet!

Me

Iye sabar, gue ke toilet dulu.

Erisa memasukan ponselnya kedalam saku roknya lalu berjalan ke arah toilet. Sesampainya di toilet ia mencuci mukanya di wastafel dan menyisir kembali rambut yang tadinya lepek kemudian ia menguncir rambutnya lagi.

Seseorang keluar dari pintu WC dan memandang Erisa sengit. Erisa melihat seseorang itu dari pantulan cermin dan kembali sibuk mencuci tangan.

Seseorang itu berjalan mendekati Erisa lalu tangannya bersilang di depan dada. Erisa sendiri tidak peduli, karena dirinya sudah dilanda badmood.

"Erisa?nama yang menarik." Erisa menatapnya cuek dan enggan berbalik badan.

"Jangan belagu deh lo! Masih berharap pacar gue jadi milik lo?" Tanyanya lalu tersenyum miring.

Erisa terkejut, bagaimana bisa orang ini tau? Padahal ia sudah menyimpannya rapat-rapat dan hanya diketahui oleh orang tertentu saja.

"Maksudnya?" Tanya Erisa pura-pura tidak mengerti.

Seseorang itu menghembuskan nafas pelan. "Nggak usah pura-pura nggak tau deh! Lo suka sama Afgan kan?" Tanyanya dan mencengkram bahu Erisa kencang.

Erisa menahan sakit di bahunya dan menghempas kasar tangan orang tersebut lalu menatapnya tajam. Ia tidak suka kalau hidupnya diusik.

"Hah, Erisa Erisa, sampe kapan pun lo kagak bisa ambil dia dari gue!" Seseorang itu maju mendekati Erisa.

Erisa mundur, ia bisa melawannya kapan saja tapi ia ingin tau sampai mana permainan orang ini.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang