Happy Reading all!
Don't forget to vote, komen dan follow my book, okey?!
——————
Erisa sedari tadi hanya membaca novel yang berada di dalam kamarnya, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, ia sudah membaca tiga novel dalam dalam dua jam karena ia sudah bangun sejak subuh tadi, ponsel ia silent dan pintu ia kunci dengan rapat. Dari kejadian dua hari yang lalu membuatnya menjadi murung, pasalnya ia kesal dengan Riko yang selalu bertanya mengapa ia melakukan itu dan pesan yang ia kirim ke Najwa tidak dibalas ataupun hanya di baca saja, dan dua hari yang lalu sampai sekarang ia tidak masuk sekolah, bukan karena diskors tapi karena ia malas untuk datang dan beralasan sakit pada Mama nya.
Erisa menutup novelnya lalu berbaring kembali di tempat tidurnya. "Ck, bosen!" Ucapnya yang sudah sangat jenuh.
Sendy sudah tau kalau Erisa berantem dengan kakak kelasnya, karena guru BK sendiri yang melapornya. Awalnya Sendy tidak percaya, tapi pas ia pulang dari kantornya, ia menemui Erisa yang sedang di interogasi oleh Risna dan Riko di ruang tengah.
Lalu saat ia berjalan ke arah mereka, Erisa malah melenggang pergi ke kamarnya karena melihat Sendy yang sudah pulang, Erisa tau kalau Sendy kecewa dan marah makanya ia memilih pergi daripada susana semakin rumit, Erisa tidak suka memperpanjang masalah, tapi Sendy sendiri tidak marah dan kecewa dengan Erisa, hanya saja ia ingin mendengar sendiri penjelasan dari gadis kecil yang selalu ia sayang itu.
Tok tok
Pintu diketuk berkali-kali, Erisa malas sekali beranjak dan memilih diam daripada harus membukanya.
"Risa, sayang, buka dong!" Teriak Risna dibalik pintu.
Pintu diketuk kembali. "Kamu tega diemin Mama? Ya udah kalau nggak dibuka Mama nunggu disini sampe kamu buka!" Ucap Risna yang jengah melihat Erisa yang dua hari ini murung.
Erisa menghembuskan nafas pelan lalu berjalan ke arah pintu lalu membukanya dan menatap Risna datar.
"Kenapa?" Tanya Erisa.
Risna tersenyum senang lalu memegang kedua pergelangan tangan Erisa. "Udah dong murung nya, Mama kan nggak marahin kamu, udah ya, ayo turun kebawah kebetulan Papa ambil cuti sehari buat makan sama kamu, Papa rela-relain tunda meeting nya buat kamu loh." Ujar Risna membujuk Erisa.
Erisa tersenyum tipis. "Risa lagi mau dikamar, Ma."
Risna menggeleng kencang dan bercak pinggang. "Nggak ada dikamar lagi, Mama tau kamu orangnya bosenan, mumpung Bang Riko sekolah nanti kita jalan-jalan, Papa yang ngajak biar kamu nggak murung di kamar. "
Erisa tersenyum lebar. "Bener jalan-jalan? " Tanyanya antusias.
Risna mengangguk sambil tersenyum, bikin Erisa senang cuma satu, ketika dia sedang sedih ajak saja jalan-jalan walaupun cuma muterin kota doang tapi Erisa sangat senang jika mendengarnya.
"Iya, makan dulu tapi baru jalan-jalan, oke?"
Erisa menjawab dengan cepat. "Oke!"
Risna dan Erisa turun kebawah dan berjalan ke arah meja makan, disana sudah ada Sendy yang menunggu mereka.
"Selamat pagi, Pa. " Salam Erisa lalu duduk di kursi sebelah Risna.
Sendy tersenyum menatap Erisa yang sudah keluar dari kamarnya, karena kalau ia yang membujuk, Erisa tidak akan keluar. "Pagi juga gadis kecil, Papa. "
"Aku nggak diucapin selamat Pagi juga, Mas?" Tanya Risna.
Erisa menahan tawanya, Sendy menghembuskan nafas panjang dan menatap Risna dengan datar. "Emang Mama mau? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Teen FictionCover by furuart.01 Erisa Salsavasya(Erisa) perempuan yang manis,manja dan pintar menyukai lelaki yang bernama Revandino Afgan Nata(Afgan) Kakak kelas sekaligus sahabat abangnya. Afgan yang mempunyai keperibadian yang sangat cuek dan dingin sehingga...