"Kamu, hanyalah sebuah tanda tanya yang belum ku temukan jawabannya." - Rachel.
Upacara adalah sebagian besar kegiatan yang paling dihindari siswa-siswi sekolah. Sangat pemalas bukan? generasi sekarang ini. Padahal, dulu para Pahlawan selalu memperjuangkan kemerdekaan dengan susah payah. Tapi sewaktu sudah merdeka generasi penerusnya tidak mau mengenangnya dengan mengikuti upacara.
Namun, Rachel juga termasuk dalam siswi malas dalam melaksanakan upacara apalagi jika pembawa amanatnya, Bu Sukma? Encoklah sudah kakinya..
"Mungkin, hanya itu saja yang Ibu sampaikan..."
Mendengar kalimat itu, semua bersorak senang dalam hatinya. Karena sudah pasti upacara akan selesai sebentar lagi.
"Tapi, jangan lupa kalian hidup dengan lebih disiplin, lagi..."
Terdengar helaan napas panjang dari semua murid, mereka kira akan selesai. Tapi, guru itu masih saja mengoceh.
"Wassalamualaikum..."
Rachel mengucapkan beribu-ribu terima kasih pada Tuhan, karena sudah mengetuk pintu hati Bu Sukma untuk memberhentikan segala amanat dan embel-embel lainnya. Sungguh, kata-kata yang diucapkan oleh guru itu sama saja seperti upacara sebelum-belumnya.
Setelah upacara selesai, Rachel terduduk di pinggir lapangan sedangkan semua temannya sudah melenggang pergi untuk membeli minum. Rachel menyeka keringat pada pelipisnya yang sudah bercucuran, lalu mengibaskan tangannya pada wajah. Hareudang boss!
Alisnya kini mengerut. Entah Rachel sedang berhalusinasi atau nyata, kini di hadapannya terdapat sebuah botol air mineral, Rachel pun menoleh pada tangan yang menyodorkan air itu, "Eh?- "
"Ambil, biar lega tenggorokan lo." Kata Argi seraya duduk di samping gadis itu, Rachel pun hanya mengangguk dan menerimanya.
"Thanks ya!" ucap Rachel setelah menenggak air tersebut, Argi mengangguk sebagai jawaban.
Beberapa menit hening, membuat Rachel agak sedikit canggung. Ia bingung, akan berbicara apa dan begitupula sebaliknya.
"Argi?"
"Rachel?"
Keduanya bersamaan memanggil, membuat mereka terkekeh pelan.
"Lo duluan." Ucap Rachel.
Argi menggeleng. "Lo aja,"
"Jadi, gue cuma mau bilang makasih buat semuanya." Kata Rachel, Argi menatap Rachel dengan bingung.
"Makasih buat apa?"
"Buat semua pertolongan lo. Maaf banget, kalo gue baru kenal sama lo aja udah nyusahin. Tapi, emang kebetulan banget lo terus yang nolongin.. Oke, gue anggep itu semua hutang. Kalo lo butuh gue lo bis- "
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHEL [ HIATUS ]
Teen Fiction"Ketika takdir, menamparnya." Tiga kata yang mewakili perasaan, Rachel. Rachel Ayudhya Baskara, gadis yang memiliki keinginin banyak, tapi semesta tak pernah mengizinkannya. Kehidupan Rachel yang awalnya penuh kesedihan berubah menjadi sedikit lebi...