(15) RACHEL HILANG

865 52 6
                                    

Ketiga laki-laki tengah memandang Adam dengan penuh curiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiga laki-laki tengah memandang Adam dengan penuh curiga. Bagaimana tidak curiga? Dari awal berangkat menuju sekolah dan sampai sekolah pun cowok itu hanya diam dengan wajah masam.

"Ada masalah idup apa lagi lo?" tanya Satria yang sudah dilanda penasaran, Adam hanya menaikan kedua bahunya dengan acuh.

"Dahlah gue gak mau ngurusin idup lo, Dam. Mending gue salin pr mtk kemaren," Alfan menggeledah tas Adam. "Ini dia! Pinjem ye nyet." Kata Alfan yang baru saja menemukan buku pr milik Adam.

"Palingan juga.... Rachel lagi." Galuh membuka suara yang berhasil membuat tatapan Adam menajam.

"Kenapa lagi lo sama Rachel?" tanya Satria.

Adam mengacak rambutnya frustasi. Jika sudah mendengar nama Rachel, rasanya ia ingin mengamuk saja. "Tau ah!"

"Udah sering gue bilang, kontrol emosi." Tegur Satria.

"Si Argi deketin Rachel kan? Nah, lo kalah saing banget Dam sama Argi. Si Argi walaupun mukanya serem gitu, tetep aja bisa ngontrol yang namanya emosi. Udah gitu, dia kalo ke Rachel tuh gak kasar. Kalo lo kan, bentak-bentak terus. Rachel deket dikit sama cowok ngebentak. Plis lah! Liat kenyataan boss! Lo itu belom jadi siapa-siapanya, Rachel." Ucapan Galuh seolah baru saja menamparnya.

Galuh benar. Adam hanya seorang cowok kasar yang mencintai seorang Rachel yang periang dan lembut.

"Terus, gue harus apa?" tanya Adam semelas mungkin.

"Harus mandi wajib biar ada akhlak lo! Gitu aja nanya si tolol." Kesal Galuh seraya menggelengkan kepalanya.

"Apa salahnya sih gue nanya?!"

"Eh buset! Ngegas mulu kaya anjing belom dikasih makan... Yaudah gue ajarin deh," kata Galuh.

"Pertama dan yang paling utama, lo jangan emosian dan jangan suka ngambil keputusan saat emosi. Pokoknya yang berbau emosi, jauhin dah ya. Kedua dan terakhir, ya lo harus cepet-cepet nembak si Rachel." Jelas Galuh.

"Kenapa harus pake tembak segala? Rachel juga tau kali, kalo gue suka sama dia."

"Heh anoa! Tau darimana lo? Rachel tuh ngiranya lo cuma bercanda. Kalo serius mah, Rachel pasti ngehargain perasaan lo lah!" jelas Galuh, lagi.

Pikir Adam, benar juga ucapan Galuh. Pandangan Adam teralih pada cowok yang memiliki ekspresi dingin itu. "Lo setuju gak sama saran si Galuh?"

Satria mengangguk yang berarti setuju.

"Alpan! Kalo lo, gimana?" tanya Adam pada cowok yang tengah sibuk menulis.

Alfan mendongak dengan wajah bingung, "Kalo gue mah, ganteng." Jawab Alfan.

"Jaka sembung bawa pistol, gak nyambung tolol!" maki Galuh, sedangkan Alfan hanya mengernyit dan mulai fokus kembali dengan pekerjaannya.

"Ngomong-ngomong gue mau ngomong.. Empat narsis pada kemana dah? Kok belom dateng." Ucap Galuh.

RACHEL [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang