(49) HATI BUKAN MAINAN!

1K 56 24
                                    

"Ego telah menghasutku tuk kembali padamu, namun logika berkata baiknya ku pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ego telah menghasutku tuk kembali padamu, namun logika berkata baiknya ku pergi."

-Dialog senja-Lara.

Bagaimana perasaanmu jika melihat pacarmu berangkat bersama dengan wanita lain, terlebih lagi wanita itu menyukai pacarmu? Ah ... Tak usah ditanyakan lagi, ya? Sudah pasti sangat sakit. Bukan lebay, tapi jujur aja deh. Pasti sakit 'kan?

Sama halnya dengan Rachel. Padahal pagi tadi Rachel mengirimi pesan pada Argi apakah cowok itu akan menjemputnya namun ia tak mendapatkan balasan. Ah, ternyata alasannya ini? Tapi, sebentar deh, apakah sosok Rachel sudah benar-benar tersingkirkan hanya karena Arum? Atau bagaimana, sih? Rachel bingung dengan drama yang Argi buat. Benar-benar norak!

Rachel menyandarkan tubuhnya di samping mobil dengan tangannya ia lipat di depan dada. Gadis itu masih setia memandangi Argi dan Arum yang jaraknya tak jauh darinya. Rachel menatap keduanya dengan malas lalu tersenyum miring. Ah, Argi sudah seperti orang tolol. Ya— bagaimana tidak? Cowok itu, tuh tengah mencuri pandang padanya. Dia pikir Rachel tak melihatnya apa? Ah, cowok bodoh alias tolol.

"Pararunten, Ahel," Suara ini, nih Rachel sudah benar-benar mengenalinya.

"Eh, Akang gendang," balas Rachel, tak menoleh sedikit pun pada Adam. Gadis itu masih setia memandangi Argi dan Arum.

Adam yang penasaran langsung saja mengikuti arah pandang Rachel, dan ternyata itu, toh ... Rachel ini, tuh ada-ada saja! Sudah tahu bikin sakit, eh malah dipandangin terus.

Cowok itu merangkul Rachel dengan santai. "Kenapa diliatin doang, Hel? Kalo gue jadi lo mah, ya langsung labrak! Kayak yang di tv-tv. Ceritanya si Arum jadi pelakor, lo korban, nah si Argi jadi cowok yang mukanya pas-pasan tapi tukang selingkuh. Gimana, setuju gak lo? Kalo setuju, gue mau siapin kamera, sama ngajakin si Komo pembawa acara Katakan putus," Adam berucap dengan begitu hiperbola. Sangat-sangat berlebihan!

Rachel melirik Adam dengan geli, lalu menggeleng. Ia kembali menatap Argi, dan rasa rindu itu tiba-tiba menjalar di relung hati Rachel. Tawanya, kata manisnya, tatapannya, perlakuannya. Ah, Rachel benar-benar rindu.

Sebenarnya untuk apa, sih memikirkan orang yang sepertinya tidak sama sekali memikirkannya? Buang-buang waktu saja.

Gadis itu akhirnya memilih untuk beranjak pergi, menonton kemesraan dua manusia tak berhati hanya membuatnya memakan hati. Ah, kalian ngerti gak? Kalo enggak, ya sama. Rachel juga gak ngerti.

Adam yang tadinya tengah fokus dibuat terkesiap saat Rachel tiba-tiba meninggalkannya. Adam menatap punggung Rachel dengan nanar dan detik berikutnya cowok itu menggeleng heran. "Ahel hatinya buta kali, ya. Udah jelas-jelas ada gue yang ganteng, baik, setia, dan tidak sombong. Eh, malah galauin yang blangsak macem budak tuh," ucapnya dengan dagunya menunjuk ke arah Argi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RACHEL [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang