"Pertemuan menghapuskan lara, dan perpisahan menghapuskan tawa."
Suasana pemakaman sudah penuh haru saat ini. Semilir angin dan langit mendung menjadi saksi bahwa mereka tengah mengalami duka yang amat dalam. Terlebih lagi, untuk kedua anak yang sudah ditinggalkan oleh Papahnya, dan sekarang Mamahnya pun ikut serta.
Raka memeluk Rachel untuk menguatkan adiknya. Cowok itu pun sangat merasa kehilangan, tapi ia mencoba untuk kuat. Di belakang kedua saudara itu, sudah ada seluruh keluarganya serta orang-orang yang mengenal keluarga Baskara, dan terakhir adalah beberapa teman Rachel.
Saat mendengar kabar duka tersebut, seluruh teman Rachel langsung pulang untuk memberikan rasa belasungkawa. Untung saja semua guru mengizinkan mereka.
Rachel memandang bergantian pada kedua makam yang bersampingan, itu adalah makam kedua orang tuanya. Gadis itu terisak. "Bang ... kita udah gak punya orang tua, ya?" tanya Rachel pada Raka.
Pertanyaan itu membuat semua yang mendengarnya merasakan pilu, mereka tahu betul bagaimana perasaan Rachel saat ini. Pasti gadis itu belum bisa menerima kenyataan. Kenyataan bahwa kedua orang tuanya sudah pergi untuk selamanya.
Raka menoleh sepenuhnya pada Rachel, lalu memegang kedua pundak adiknya. "Rachel, dengerin Abang!"
"Masih ada Abang di sini, kamu jangan pernah ngerasa sendiri. Abang bakalan selalu sayang sama kamu, Rachel." Ucap Raka, serius.
Rachel melepas tangan Raka. "Rachel mau ikut mereka," kata Rachel yang semakin menangis histeris.
Air matanya tak henti turun, suara tangisnya sudah benar-benar terdengar kencang sekarang ini. Hal itu membuat semua keluarga serta teman Rachel mendekat padanya. Memberikan semangat pada gadis itu, namun Rachel tak menggubrisnya. Ia belum dan tidak akan pernah bisa mengikhlaskan kedua orang tuanya pergi.
"Kalian mending pergi! Gue udah gak punya siapa-siapa! Buat apa kalian di sini hah?!" bentak Rachel, nafasnya sudah memburu disertai mata yang nyalang.
"Lo gak boleh ngomong gitu! Kita semua sahabat lo, Hel!" jawab Amel, yang sama-sama membentak.
Rachel tersentak mendengar bentakan tersebut, ya! Mereka memang sahabatnya. Tapi, mereka tidak pernah tahu bagaimana perasaannya sekarang!
"Oh ya? Lo semua sahabat gue?! Apa yang lo semua tau tentang hidup gue? Apa peduli lo semua hah?!" tanya Rachel, dengan nada suaranya keras.
Gadis itu benar-benar kacau saat ini. Emosi dan rasa kehilangan bercampur menjadi satu, satu persatu orang sudah meninggalkan pemakaman kecuali keluarga dan teman Rachel.
Rachel menatap seluruh temannya yang terdiam, ia tersenyum miring. "GAK ADA 'KAN YANG KALIAN TAU?! KALIAN SEMUA GAK PERNAH TAU BETAPA MENDERITANYA IDUP GUE! LO SEMUA CUMA TAU KALO GUE ANAK ORANG KAYA DAN IDUP GUE PASTI BAHAGIA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHEL [ HIATUS ]
Ficțiune adolescenți"Ketika takdir, menamparnya." Tiga kata yang mewakili perasaan, Rachel. Rachel Ayudhya Baskara, gadis yang memiliki keinginin banyak, tapi semesta tak pernah mengizinkannya. Kehidupan Rachel yang awalnya penuh kesedihan berubah menjadi sedikit lebi...