Angela terduduk diam di dalam kamarnya, pikirannya terus melayang tentang bagaimana kehidupan selanjutnya jika ia terus menerus dalam pernikahan yang sangat menyiksa batinnya.
Ia terus memikirkan bagaimana jika sewaktu waktu Davian meninggalkannya karna memang sudah benar benar muak berpura pura mencintai Angela di hadapan semua orang yang di kenalnya.
Angela harus apa jika semua nya benar benar terjadi?
"Apa yang sedang kau pikirkan Angela! Sadarlah kau tidak boleh memikirkan hal negatif seperti itu!" Angela memaki pikiran bodohnya sendiri. Semakin ia tepis semakin terus menerus pikiran itu menghujam otak nya.
Angela bangkit dari duduknya, ia memutuskan untuk menyiram bibit bibit bunga mawar yang sudah mulai besar, ia harus melakukan kegiatan agar otaknya berhenti memikirikan hal hal yang itu itu saja.
Saat Angela sedang berjalan menuju taman belakang, Angela melihat Davian yang ternyata sedang duduk di kursi yang biasa Angela gunakan untuk meminum teh setelah selesai menyiram tanamanya.
Angela berjalan, setiap melihat Davian tubuhnya selalu beraksi aneh dan sentuhan sentuhan Davian di tubuhnya terasa terulang kembali.
Angela kau harus bisa mengontrol dirimu!
Davian terus menatap lurus ke depan dengan Angela yang terus menari nari di pikiranya, berkali kali Davian mencoba menepis segala tentang Angela tapi sialnya Angela terlalu berpengaruh di dalam kehidupannya.
Hampir 2 bulan wanita itu menempati rumah ini dan selama itu juga Davian terus menyakiti hati dan fisik wanita itu, yang bahkan Angela sendiri tidak tahu apa salahnya.
Semua karna ego Davian.
"Ekhemm." Angela berdehem mencoba megajak berbicara Davian tapi matanya menatap kedepan tidak berani menetap Davian yang selalu sinis menatap nya.
Davian sedikit terkejut mendapati Angela yang sudah duduk di kursi yang berada di samping nya, pria itu menatap Angela tidak suka, karna Angela telah mengganggunya memikirkan Angela.
Eh? Apa kataku barusan? Davian menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran anehnya.
"Mr. Dav apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Angela dengan heran.
"Ini rumah ku aku bebas berada di mana pun yang ku mau, apa hak mu menanyakan hal itu?" Ucap Davian yang sengaja melukai hati Angela.
"Tidak, aku tidak berniat lancang, hanya saja aku merasa aneh biasanya kau selalu di ruang kerjamu."
Davian hanya menatap sinis Angela karna ia sangat malas menjelaskan atau berbicara banyak dengan Angela.
Tidak ada yang bicara lagi, Davian lurus menatap ke depan mengabaikan Angela yang sedang duduk di samping nya, Angela menghela napas ia sudah terbiasa tidak di anggap oleh suaminya sendiri.
Ya, ia sudah terbiasa.
Angela tiba tiba tertawa miris, menertawakan nasib nya sendiri, lalu tawanya berubah menjadi isakan kemudian tangis pilu sesak penuh dengan kesakitan
Davian yang berada di samping Angela, menatap Angela dengan penasaran. Tapi aneh nya hati Davian merasakan sesak melihat Angela menagis seperti saat ini.
"Aku tidak pernah membayangkan pernikahanku seperti ini." Ucap Angela sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya.
Davian hanya diam dan tidak peduli dengan apa yang sedang Angela ucapkan.
Angela tersenyum dengan air matanya yang terus mengalir. "Aku tidak mengerti kenapa kau sangat membencinku."
Davian menatap Angela yang sedang tersenyum pilu dengan matanya yang terus mengeluarkan air mata. Davian hanya terdiam dan tidak menjawab apapun.
Angela menghela napas dan menghapus air matanya berkali kali. "Aku aelalu berpikir mungkin kau membenciku ku karna aku tidak sempurna seperti gadis di luar sana, atau mungkin aku memang tidak pantas untuk di cintai? Hahaha benar yaa aku memang tidak pernah pantas di cintai."
"Kadang pikirkan ku selalu mengatakan untuk menyudahi saja pernikahan ini, tapi hati ku selalu bersikeras untuk tetap bertahan, meski hanya aku saja yang peduli dengan pernikahan ini. Aku... aku sudah terbiasa di abaikan seperti ini bahkan sampai aku lupa seperti apa rasanya di perhatikan."
Angela menangis menundukkan kepalanya dan merasakan nyeri di hatinya, ia mengatur napasnya sebelum kembali berbicara.
"Aku tau aku tidak bisa memaksamu menerima ku di kehidupanmu, tapi bisa kah kau melihat ku? Sedikit saja? Apa sehina itu aku di matamu sampai melihat ku saja kau tidak sudi? Aku tidak tau kenapa kau melakukannya, aku... aku tidak mengerti."
Davian juga tidak mengerti kenapa ia bisa sangat membenci Angela, semua itu hanya karna embel embel perjodohan membuat ia sangat membenci Angela. Tapi ego Davian yang tidak suka merasa bersalah membuatnya selalu membenci Angela.
"Apa mulut sialan mu tidak bisa diam? Meski menangis pun aku tidak akan iba melihat mu." Davian menatap Angela yang sedang menunduk.
Angela tersenyum mendengar jawaban yang di lontarkan Davian, hatinya berdenyut semakin nyeri, perkataan Davian seperti jarum besar yang ditancapkan di hatinya.
Angela mengangkat kepalanya dan menatap Davian dengan senyum yang selalu mengembang, meski Davian selalu meyakitinya.
Davian menatap senyum itu, senyum yang membuat nya sedikit merasa bersalah, hanya sedikit tapi rasa bersalah itu tetap tertutup oleh besarnya ego yang menyelimuti hatinya.
"Kau mengacaukan hari santaiku, keparat sialan! Dasar gadis kampung!"
Davian bangun dan berniat masuk kedalam mansion, namun Angela berdiri dan memeluk Davian dari belakang. Angela menangis frustasi di punggung Davian, sampai sampai Angela berteriak pilu.
Pelayan yang berlalu lalang menyaksikan nyonyanya seperti itu membuat hati mereka sedih, terutama hati Gerald yang menyaksikan dari tadi.
"Aku sangat kasihan kepada nyonya Angela, dia yang wanita kuat, jika dia sudah menangis seperti itu tandanya ia sudah lelah, dan itu menyakiri hatiku." Ucap Gerald sambil menghapus air matanya yang hampir saja terjatuh.
Davian terdiam tersentak mendengar tangisan Angela, ini pertama kalinya ia mendengar Angela menangis seperti ini, dan ada sesuatu yang aneh di tubuhnya, hatinya berdenyut nyeri.
"Aku tau kau tidak akan memberikan bahu mu untuk aku berandar, aku juga sadar tangan mu tidak akan menghapus air mata di wajahku... Ak.. aku.. akuuhh tau kau benci aku bersikap lancang seperi ini. Tapi ku mohon biarkan aku meminjam punggung mu sebentar aja.. sebentar.. hanya sampai rasa sakit ini hil-,"
BRUK!
Davian menghempaskan pelukan Angela kasar, lalu ia berjalan masuk ke dalam mansion tanpa rasa bersalah dan meninggalkan Angela yang masih menangis di sana.
Angela telah terduduk di tanah dengan cara yang sangat menyakitkan. Angela tidak menangisi luka yang ada di tubuhnya, tapi ia menangisi luka hatinya yang semakin mengangga lebar.
Angela menangis tersedu-sedu sambil menatap tanah di bawah nya.
"Nyonya... Nyonya tidak apa apa? Ayo nyonya biar saya bantu berdiri. Lebih baik nyonya masuk kedalam." Ucap Gerald yang langsung menghampiri Angela saat melihat Davian menghempaskan Angela.
"Seperti ini lah aku, ini tempatku.... dia menempatkan ku di tempat yang menurut nya pantas." Ucap Angela dengan senyum yang menyakitkan.
TO BE CONTINUED
-------------------------
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA BIAR AKU SEMANGAT
THANKS ALL
LOVELYBEE
Instagram : LOVELYBEE312
KAMU SEDANG MEMBACA
Angela (ON GOING)
RomanceAngela harus menerima semua keputusan dari orang tuanya saat ia harus menikah dengan pria pilihan orang tua nya padahal Angela sudah memiliki kekasih saat itu dan terpaksa meninggalkannya karna paksaan ayah dan ibunya. Angela yang notaben nya adalah...