Chapter 9

1K 38 7
                                    

Semua orang sudah kembali ke rumah nya masing masing. Ayah ibu nya juga sudah kembali. Kata nya mereka harus mengurus ladang

Angela berjalan menuju kamar Davian dia sangat mengantuk dan badan nya juga sangat remuk terutama di bagian punggungnya.

Angela merebahkan tubuhnya di sofa yang berada di kamar Davian. Ia tidak melihat Davian tapi ia mendingan suara air mungkin Davian sedang mandi.

Ia ingin tertidur tapi rasa sakit di punggung nya membuatnya tidak bisa tidur.

BRUK!

Davian menarik menarik Angela yang sedang tidur sampai dahi nya terantuk kaki meja dengan keras.

"Aww!" Ringis Angela.

"Pergi!" Ucap Davian dingin

"Mr. Dav aku hanya-"

"PERGI!"

Angela tersentak lalu mata nya menitikkan air mata nya. Sakit ketika orang yang ia cintai membentak nya. Ya, Angela sudah sadar kalau ia mencintai Davian.

"Kau tidak perlu menangis percuma tidak ada yang akan mengasihanimu"

"Maaf.. Hiks.." Angela menghapus air mata nya tapi air mata nya tetap keluar meski beberapa kali ia hapus.

"Pergi sialan!" Ucap Davian dengan rahang yang sudah mengeras.

"Ku mohon--" Belum sempat Angela menyelesaikan kalimat nya Davian sudah menarik pergelangan tangan Angela dengan kuat.

"Awh, tolong lepaskan Mr Dav. Ini sangat sakit" Angela meronta minta cekalan di tangan nya untuk terlepas, alih alih terlepas cekalan Davian semakin kuat dan membuat Angela semakin menangis.

Davian melepas cekalan nya dengan kasar lalu mendorong tubuh Angela keluar dari kamar nya sampai Angela terjatuh

"Jangan pernah kau menginjakkan kaki di kamar ku!" Ucap Davian tajam
memandang Angela yang terjatuh akibat dorongan nya.

BLAM!

Davian membanting pintu kamar nya dengan keras membuat Angela tersentak.

Angela bangun dan mengetuk ngetuk pintu kamar Davian " Mr. Dav maaf kan aku" ucap Angela dengan tangis nya.

Gerald memandang nyonya nya dengan sedih. Ia tidak habis pikir kenapa tuan nya memperlakukan nyonya Angela seperti itu.

"Nyonya, perkenalkan aku Gerald, mari aku ajak nyonya menuju ruang tamu" Ucap Gerald dengan sopan.

Angela menghapus air matanya lalu tersenyum lembut. "Panggil aku Angela saja"

Ya tuhan berkatilah nyonya Angela. Bahkan saat dia tersakiti dia masih bisa untuk tersenyum.

"Maaf nyonya aku tidak bisa" tolak Gerald dengan halus.

"Yasudah kalau begitu"

Gerald mempersilakan Angela untuk berjalan terlebih dahulu. Gerald memperhatikan Angela yang berjalan di hadapan nya dengan sedih, apalagi saat melihat luka di pelipisnya dan pergelangan tangan Angela membuat hati nya teriris.

Angela sampai di ruang tamu lalu duduk disofa yang berada di sana "Gerald boleh kah aku minta tolong?" Tanya Angela

"Katakan saja nyonya" ucap Gerald sopan.

"Bisa beri tahu dimana letak kotak obat-obatan?"

"Biar saya saja yang mengambilnya nyonya" Tawar Gerald.

"Tidak perlu, kau cukup ambilkan aku air hangat saja di mangkuk" Ucap Angela

"Baik nyonya"

Gerald membungkuk sopan sebelum berjalan menuju dapur. Baru saja ia hendak berjalan kedapur terdengar suara seperti benda terjatuh.

Angela (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang