3

7K 584 29
                                    

"Bagaimana Taehyung ssi apa anda mau? "
Taehyung membulatkan matanya, ia sangat senang hingga ingin meledak rasanya. Ia tak bisa menahan senyum kotaknya lebih lama. Ia mengangguk dengan semangat

"Ya tentu nyonya Park dengan senang hati saya mau membantu Jimin mengejar ketertinggalannya" ucapnya lembut namun terdengar sangat bersemangat

"Ah syukurlah kalau begitu, jadi apakah mulai besok anda sudah bisa datang kerumah untuk mengajarinya? " ucap nyonya Park sambil memangku anak bungsunya yang masih balita Park Yoonji.

Taehyung mengangguk "ya tentu.. Dengan senang hati"

***

"Terimakasih jungkook.. Aku masuk dulu ya" ucap jimin namun jungkook menahan tangannya. Mendekatkan dirinya kemudian mencium kening jimin sekilas

"Aku senang kau pulang chim.. Aku sangat-sangat merindukanmu" ucap jungkook lembut kemudian mencium punggung tangan jimin.

Jimin terkekeh dengan perlakuan jungkook
"Kau memperlakukanku seperti yeoja saja kookie"

"Kau cantik chim dan saat tersenyun seperti ini kau sangat manis"

Wajah jimin merona karena ucapan jungkook
"hentikan kookie.. Jangan menggodaku terus.. Sudah ya aku mau masuk"

****

"Chimm!!  Makan malam sudah siap!! " teriak nyonya park dari meja makan dengan sangat kencang nyatanya jimin yang berada di kamar lantai dua dapat mendengarnya

"Neee eomma!!! " jimin balas teriak dengan suara nyaringnya. Ia melepaskan earphone kemudian melangkah keluar menuju meja makan

"Heii Yoonji sini duduk dipangkuan hyungie" ucap jimin sambil menepuk pahanya. Adiknya yang masi berusia 4 tahun itu berjalan kearah jimin kemudian duduk dipangkuannya

"chim ada yang ingin eomma beritahu.. Mulai besok wali kelasmu akan mengajarimu dirumah juga"

Jimin hampir tersedak ia segera minum air putih dengan banyak

"Tidak apa-apa kan chim? " tanya nyonya park "ini demi kebaikanmu eomma tidak mau kau ketinggalan pelajaran jadi eomma memintanya membantumu"

Jimin hanya diam. Ia tahu ia sudah ketinggalan jauh dan sebentar lagi akan ujian kelulusan jadi ya mau tidak mau ia mengangguk pada eommanya.

***
Hari ini jungkook tidak masuk kelas karena mengikuti kejuaraan karate tingkat nasional. Jimin yang sendirian karena bangku sebelahnya kosong tak luput dari pandangan taehyung. Setelah memberikan soal dipapan tulis ia menghampiri jimin.
Ia hanya berdiri mengamati wajah jimin seperti patung

'Apa-apaan lagi dia ini' batin si mungil
Ia sungguh tidak nyaman. Sedangkan taehyung sudah seperti orang cengo yang senyum-senyum sendiri.
'Manis sekali. Ahh aku jadi tidak sabar menghabiskan waktu denganmu' batin taehyung

"aduh ini gimana sih" gumam jimin pelan pada dirinya sendiri. Namun ternyata ditangkap oleh indra pendengaran seorang kim taehyung.
Tak membuang kesempatan ia duduk disamping jimin

"Apa kau kesulitan? " tanya taehyung menatap netra jimin yang mengindari tatapannya

"kenapa tidak menatap ku?" Taehyung semakin mendekatkan wajahnya ia juga tidak tau mengapa ia melakukan itu. Ia hanya ingin melihat tubuh jimin dari dekat

Jimin yang mendengar perkataan taehyung memutar kepalanya kearah taehyung

Cup

Jimin tidak tau kalau taehyung sedekat itu padanya. Bibir mereka tengah menempel. Jimin membelalakan matanya kemudian memundurkan badannya, taehyung melakukan yang sama. Wajah jimin memanas ia yakin wajah nya sangat merah sekarang. untung bangku jimin berada paling belakang jadi tidak ada yang melihat insiden tadi. Taehyung benar-benar mematung ia berdiri kemudian pergi keluar kelas dengan tergesa dengan bodohnya ia kelepasan saat keluar membanting pintu.

Mata jimin kembali berair. Ia merasa ini salahnya, kenapa ia tidak tahu taehyung mendekat. Melihat taehyung membanting pintu saat keluar membuat airmatanya tak terbendung lagi
'Dia pasti mengira aku sengaja melakukannya.. Dia pasti mengira aku kurang ajar.. Dia pasti mengira aku bukan anak baik-baik' ia terus membatin sambil berusaha menghapus jejak air matanya

***

"Kenapa wajahmu pucat begitu taehyung? "

"Ahh aku tadi lupa sarapan hyung" bohong taehyung. Ia juga pura-pura tersenyum menatap namjoon lewat pantulan cermin wastafel

Namjoon mengangguk "saat istirahat makanlah yang banyak tae, jangan sampai kau jatuh sakit"

"Nee hyung" jawab tae sambil membungkuk. Kemudian namjoon keluar dari toilet guru. Sekali lagi taehyung mencuci kasar wajahnya.
'Aku tidak mimpi?' Batinnya.
Ia kembali meremat dada kirinya jantungnya benar-benar bisa berhenti karena terlalu bahagia jika begini. Merasakan bibir tebal, kenyal, dan lembut milik jimin tadi membuatnya gila walau hanya menempel tanpa lumatan atau apapun. Taehyung tengah berbunga-bunga saat ini namun sayang ia sangat bodoh tidak menyadari jimin berpikir kalau dia membencinya


I Love U SeonsaengnimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang